kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Porsi SBN di reksadana tambah Rp 5,97 T kuartal I


Kamis, 07 April 2016 / 17:28 WIB
Porsi SBN di reksadana tambah Rp 5,97 T kuartal I


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sepanjang kuartal I tahun 2016, kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) di reksadana bertambah Rp 5,97 triliun.

Mengutip situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per Maret 2016, porsi SBN dalam reksadana mencapai Rp 67,57 triliun atau tumbuh 9,69% ketimbang posisi akhir tahun 2015 sebesar Rp 61,6 triliun.

Bandingkan dengan penambahan porsi reksadana pada SBN periode Januari 2015 – Maret 2015 sebanyak Rp 4,4 triliun dari semula Rp 45,79 triliun menjadi Rp 50,19 triliun.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, manajer investasi memang menambah akumulasi SBN pada produk reksadana pendapatan tetap maupun reksadana campuran racikannya.

Sebab, perusahaan berpeluang memperoleh kenaikan harga (capital gain) dari SBN pasca Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga tiga kali dengan total 75 bps ke level 6,75%.

“Manajer investasi mengoptimalkan portofolio dengan memaksimalkan SBN. Mereka memanfaatkan momentum penurunan BI rate yang positif bagi pasar Surat Utang Negara (SUN),” terangnya, Kamis (7/4).

Hal ini terlihat pada aktivitas lelang SUN maupun sukuk negara sejak awal tahun yang selalu memperoleh kelebihan penawaran alias oversubscribe.

Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management sepakat, pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan BI mendorong penambahan akumulasi SBN pada reksadana. Kondisi tersebut mulai terasa sejak pertengahan Februari 2016 setelah BI rate menyusut untuk kedua kalinya pada tahun ini.

Katalis positif juga bersumber dari terjaganya inflasi dalam negeri. Badan Pusat Statistik menyebutkan, per Maret 2016, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,62% (ytd).

“Apalagi kinerja rupiah juga membaik di level Rp 13.000an. Investor memanfaatkan apresiasi harga SUN,” tukasnya.

Menurut Desmon, pelaku pasar juga memanfaatkan pasokan obligasi pemerintah yang besar di awal tahun. Strategi front loading pemerintah mengerek likuiditas beberapa seri SBN.

Sebagian manajer investasi biasanya memang lebih menggemari obligasi negara yang likuid agar mudah membeli atau menjualnya setiap saat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×