kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Prospek ekonomi membaik, asing akan berburu SBN


Rabu, 06 April 2016 / 20:52 WIB
Prospek ekonomi membaik, asing akan berburu SBN


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Membaiknya prospek ekonomi Indonesia disinyalir akan mendorong investor asing untuk berburu Surat Berharga Negara (SBN).

Mengutip situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per Maret 2016, porsi investor asing pada SBN domestik mencapai Rp 606,08 triliun.

Angka tersebut melonjak Rp 47,56 triliun dari posisi akhir tahun 2015 yang berkisar Rp 558,52 triliun. Dus kepemilikan asing membesar dari 38,21% menjadi 38,48%.

Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management optimistis, asing akan semakin berminat terhadap SBN. Sebab, masih ada potensi kenaikan rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P).

Pada 21 Mei 2015, S&P sudah mengerek outlook rating Indonesia dari stabil menjadi positif sekaligus mengafirmasi rating pada level BB+.

"Harga SUN akan terapresiasi. Investor asing akan masuk ke SUN," tukasnya.

Presiden Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia alias Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru menambahkan, kondisi marko ekonomi dalam negeri yang lebih stabil akan menopang pasar SUN di waktu mendatang.

Pemerintah memang terus merealisasikan berbagai kebijakan dan program pembangunan infrastruktur. Mulai dari pembangunan jalan tol, pelabuhan, hingga bandara. Tingkat inflasi dalam negeri juga disinyalir bakal sesuai target pemerintah yang dipatok 3% - 5%. Hal ini dapat menggiring daya beli masyarakat.

"Pemerintah bisa menjaga momentum ekonomi domestik. Neraca perdagangan surplus, cadangan devisa juga meningkat," jelasnya.

Wahyu Trenggono, Direktur IBPA mengingatkan, ada tantangan eksternal yang patut dicermati. Mulai dari rencana kenaikan suku bunga AS, isu perlambatan ekonomi China, serta harga komoditas.

"Arah global masih mix. India memotong suku bunga, ekonomi Inggris mulai menunjukkan perbaikan," jelasnya.

Memang pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang berusaha mengerek porsi investor domestik dalam SUN. Dalam POJK No.1/POJK.05/2016, OJK menetapkan institusi seperti dana pensiun, asuransi, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib memarkirkan dana minimal 10%-30% pada instrumen SBN sebelum akhir tahun 2016.

"Dua tahun ke depan sepertinya baru akan ada perubahan signifikan terhadap porsi asing dan domestik di SBN. Investor dalam negeri sedang tahap belajar," terkanya.
Desmon menduga, hingga akhir tahun 2016, yield SUN seri acuan bertenor 11 tahun FR0056 akan bertengger di level 7,5%-7,8%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×