kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.531.000   -17.000   -1,10%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

POLY meraih utang baru US$ 117,8 juta


Senin, 06 Oktober 2014 / 05:22 WIB
POLY meraih utang baru US$ 117,8 juta
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki tiga pesan penting untuk masyarakat Indonesia terkait COVID-19.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) masih mengandalkan kucuran pinjaman dari pemegang saham mayoritasnya, Damiano Investment BV (Damiano), untuk melakukan ekspansi pada tahun ini.

Sekretaris Perusahaan POLY Tunaryo menuturkan, produsen benang itu mendapatkan suntikan pinjaman sekitar US$ 117,8 juta dari Damiano untuk menopang kegiatan usaha di tahun ini. Fasilitas tersebut terdiri dari pinjaman investasi sekitar US$ 17,8 juta dan utang modal kerja senilai US$ 100 juta.

Sejatinya, manajemen POLY merasa, pinjaman itu kurang efisien lantaran dibebankan bunga lebih dari 10% per tahun. "Kami tidak punya pilihan lain lantaran restrukturisasi utang denga PPA (PT Perusahaan Pengelola Aset) belum selesai," kata Tunaryo kepada KONTAN, Jumat (3/10).

POLY, lanjut Tunaryo, sebenarnya sudah mengajukan usulan baru atas restrukturisasi utang terjamin senilai US$ 280 juta kepada Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Salah satu poin baru usulan tersebut adalah penerbitan obligasi wajib tukar atau mandatory convertible bond (MCB). POLY berencana menerbitkan MCB senilai US$ 45 juta kepada kreditur utang terjamin dengan tenor sembilan tahun.

Obligasi wajib konversi bisa ditukar PPA dengan 7,02% saham perusahaan. "Kami juga menawarkan opsi lain, semisal meningkatkan nilai utang kami kepada PPA," terang Tunaryo.

Namun, Menteri Keuangan belum bisa memberikan rekomendasi kepada PPA terkait proposal yang diajukan POLY. Kementerian Keuangan menilai, POLY masih memiliki keterkaitan dengan sang pemegang saham mayoritas terdahulu, Grup Texmaco.

Nah, perusahaan milik Marimutu Sinivasan ini masih terlibat sengketa hukum dengan Kementerian Keuangan, PPA, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terkait perjanjian restrukturisasi utang.

Kementerian Keuangan baru akan mengeluarkan rekomendasi atas restrukturisasi utang POLY jika kasus dengan Grup Texmaco selesai.

POLY, ungkap Tunaryo, sudah meminta pemerintah dan PPA untuk tidak menghubungkan keberadaannya dengan Grup Texmaco. Pasalnya, Texmaco sudah tidak tercatat lagi sebagai pemegang saham POLY. Sayang, hingga kini, Kementerian Keuangan dan PPA bersikukuh masih ada keterkaitan antara POLY dan Grup Texmaco.

Proses restrukturisasi utang yang mandek menyebabkan manajemen POLY kesulitan mencari sumber pendanaan eksternal. Padahal, POLY membutuhkan pendanaan untuk membangun pabrik baru di wilayah Kendal, Jawa Tengah. Proyek tersebut diperkirakan menelan investasi US$ 92 juta.

Pabrik baru tersebut akan memproduksi bahan baku untuk membuat benang. Selama ini, pabrik benang milik POLY yang berlokasi di Kendal mendapatkan pasokan bahan baku dari pabrik di Karawang, sebanyak 150 ton per hari.

Dengan berdirinya pabrik baru, POLY bisa menghemat ongkos distribusi pengiriman bahan baku. "Rencana ekspansi ini baru akan dilakukan jika proses restrukturisasi selesai," terang Tunaryo.

Namun, POLY akan tetap berusaha untuk mencari dana eksternal di luar Damiano. Langkah ini dilakukan agar POLY tetap bisa meraih pertumbuhan usaha meski restrukturisasi utang tak kunjung selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×