kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pola perbaikan pendapatan emiten sawit beragam, simak penjelasan analis


Selasa, 01 Desember 2020 / 21:47 WIB
Pola perbaikan pendapatan emiten sawit beragam, simak penjelasan analis
ILUSTRASI. Pekerja menurunkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam truk pengangkutan di tempat penampungan Desa Leuhan. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan sejumlah emiten perkebunan dan pengolahan sawit membaik pada kuartal III-2020. Sebut saja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang angka pertumbuhan negatifnya mengecil dibanding kuartal II-2020.

Sebagai contoh, pendapatan AALI pada kuartal III-2020 hanya turun 1% quarter on quarter (qoq) menjadi Rp 4,24 triliun. Padahal, pada kuartal II-2020, pendapatan AALI merosot 10,7% qoq, dari Rp 4,8 triliun menjadi Rp 4,28 triliun.

Kemudian, ada juga emiten yang berhasil membukukan pertumbuhan positif meski sebelumnya sempat tumbuh minus. Dua diantaranya adalah PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT).

Baca Juga: Harga CPO masih berpeluang menguat, simak faktor pendorongnya

Sebagai gambaran, pada kuartal III-2020, pendapatan SSMS meningkat 13,8% qoq menjadi Rp 968,86 miliar. Ini berkebalikan dengan pendapatan pada kuartal II-2020 yang terkoreksi 7,3% qoq, dari Rp 918,39 miliar menjadi Rp 851,6 miliar.

Meskipun begitu, ada juga emiten yang pendapatannya justru tumbuh negatif pada kuartal III-2020, misalnya PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang turun 3,3% qoq dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) minus 18,6% qoq. Padahal, pada kuartal II-2020, pendapatan keduanya masih tumbuh positif masing-masing 7,2% dan 5,7% qoq.

Analis Philip Sekuritas Michael Filbery mengatakan, pola kinerja kuartal II-2020 dan kuartal III-2020 emiten-emiten tersebut berbeda karena kinerja produksi crude palm oil (CPO) masing-masing emiten juga berbeda.

Sebagai contoh, pendapatan AALI pada kuartal II-2020 turun double digit, sebab volume produksi dan penjualan CPO-nya terkoreksi relatif dalam, masing-masing sebesar 15,2% year on year (yoy) dan 13,9% yoy.  Akan tetapi, penurunan produksi dan volume penjualan tersebut masih bisa diimbangi dengan kenaikan harga jual rata-rata CPO AALI di kuartal II-2020 yang sebesar 25,9% menjadi Rp 8.110/kg.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) siapkan capex Rp 7,75 triliun di 2021

Kemudian, pada kuartal III-2020, AALI kembali mencatatkan penurunan volume produksi maupun volume penjualan CPO yang lebih dalam, yakni 17,4% yoy dan 14,4% yoy. Meskipun begitu, lagi-lagi, penurunan produksi dan volume penjualan ini juga masih dapat diimbangi dengan harga jual rata-rata CPO AALI yang naik sebesar 27,1% yoy.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×