Reporter: Narita Indrastiti |
JAKARTA. Tak banyak ekspansi bisnis yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di tahun ini. Itu sebabnya, tahun ini UNVR hanya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1 triliun.
Porsi belanja modal tahun ini lebih sedikit ketimbang capex tahun 2012 yang senilai Rp 1,2 triliun. Maklum, UNVR telah menambah kapasitas produksi sejumlah lini produknya sejak tiga tahun terakhir.
Menurut Sancoyo Antarikso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever, tiga tahun terakhir, emiten produsen barang konsumsi ini sudah menghabiskan belanja modal sekitar Rp 4,2 triliun. Anggaran itu untuk membiayai penambahan kapasitas produksi berbagai lini produk andalan Unilever.
Kini, nyaris tinggal peningkatan kapasitas produksi pabrik home and personal care dan pabrik food and beverages yang menjadi pekerjaan rumah Unilever. "Jadi, tahun ini tidak begitu besar lagi kebutuhan dananya," jelas Sancoyo, Senin (1/4).
Di lini food and beverages, penambahan produksi es krim menjadi perhatian UNVR. Menurut Sancoyo, UNVR akan menaikkan kapasitas produksi es krim di dua pabriknya, yakni pabrik di Cikarang dan Surabaya. Sayang, Sancoyo belum menyebutkan target peningkatan kapasitas produksi pabriktersebut.
Dia hanya menyatakan, peningkatan kapasitas produksi itu bergantung pada permintaan pasar, termasuk merek-merek es krim yang sedang tren. Saat ini, Unilever memiliki es krim antara Magnum dan Paddle Pop. "Kami masih menghitung, merek mana yang akan ditambah," kata dia.
Selain menambah kapasitas produksi, UNVR juga akan menghadirkan merek es krim baru. Lagi-lagi, Sancoyo masih merahasiakan rencana itu.
Sumber belanja modal
Menurut Sancoyo, sumber pembiayaan belanja modal ini berasal dari kas internal. Tapi, sampai akhir tahun 2012, kas internal UNVR hanya Rp 229,69 miliar. Karena itu, UNVR akan menggunakan pendanaan eksternal, termasuk pinjaman dari bank maupun dari induk usaha (holding). "Jika masih membutuhkan, kami akan mengajukan ke holding atau bisa juga dari pinjaman bank," ujar Sancoyo.
Adolf Sutrisno, analis AAA Securities, menilai, pengembangan pabrik es krim bisa mengantarkan UNVR meraih pertumbuhan kinerja keuangan di atas 10% atau double digit di tahun ini.
Tahun lalu, pendapatan divisi food and beverages UNVR naik 17,6% menjadi Rp 7,4 triliun. Sementara, pendapatan dari divisi home and personal care tumbuh 15,9% menjadi Rp 19,9 triliun.
Kedua divisi itu menyumbang 27% dari total pendapatan UNVR. "Kami perkirakan akan ada peningkatan besar dari es krim karena konsumsi meningkat, sehingga perlu peningkatan kapasitas produksi," tutur dia.
Saat ini, UNVR merupakan penguasa pasar es krim dengan tingkat penguasaan 47,8% total pangsa pasar es krim di Indonesia. "Penambahan kapasitas dan jalur distribusi, pangsa pasarnya akan tumbuh 20%," ujar Adolf.
Pada penutupan perdagangan Senin (1/4), harga saham UNVR turun 3% menjadi Rp 22.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News