kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pinnacle mencatatkan ETF berbasis IDX30


Kamis, 31 Mei 2018 / 08:00 WIB
Pinnacle mencatatkan ETF berbasis IDX30


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak pertama kali diperkenalkan di pasar modal Indonesia pada 2007 silam, produk reksadana exchange traded fund (ETF) semakin berkembang. Kini, produk ETF yang tercatat di bursa pun semakin beragam dan telah berjumlah 18 produk.

Teranyar ialah produk ETF besutan Pinnacle Investment bertajuk Pinnacle IDX30. ETF ini resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (30/5), dengan kode XPID. Ini merupakan ETF pertama yang diracik Pinnacle dengan strategi pengelolaan pasif.

CEO Pinnacle Investment Guntur Putra menyebut, portofolio XPID disusun berdasarkan pembobotan menurut kapitalisasi pasar IDX30. "Tapi kami gunakan algoritma kompleks untuk mengoptimalisasi pembobotan dan rebalancing portofolio,” kata dia, kemarin.

Meski bertujuan mereplikasi kinerja dan tingkat risiko indeks IDX30, Chief Investment Officer Pinnacle Andry Yauhari menuturkan, XPID tidak sepenuhnya mengikuti pembobotan indeks acuan. “Akan ada deviasi kecil dari acuan, dengan tujuan mendapat imbal hasil yang lebih baik. Targetnya, imbal hasil bisa 1% di atas benchmark,” ungkap dia.

Menurut Direktur Indo Premier Sekuritas Noviono Darmosusilo, bertambahnya produk ETF memperkuat indikasi perkembangan reksadana jenis ini terbilang cukup bagus. Menurut dealer partisipan XPID ini, kemajuan ETF didukung oleh semakin banyaknya investor institusi yang mengenal dan menjadikan produk ini sebagai instrumen investasi pilihannya.

"Investor mulai paham kalau ETF ini produk yang sangat likuid di pasar primer. Apalagi ETF indeks seperti XPID ini, NAB dan kinerjanya tentu mengikuti persis pergerakan saham-saham anggota IDX30," ujar Noviono.

Chief Investment Officer Asuransi Jiwa Generali Indonesia Priyo Santoso sepakat, produk ETF kini mulai menjadi instrumen yang dilirik dan dipertimbangkan oleh investor institusi. "Selama ini portofolio kami lebih didominasi funds of fund. Sekarang, ETF juga jadi pilihan karena semakin berkembang dan juga likuid," kata dia.

Apalagi, dari segi kinerja, reksadana ETF bisa dikatakan lebih apik ketimbang reksadana saham konvensional. Dari 10 besar reksadana saham yang mengungguli kinerja IHSG maupun indeks LQ45 tahun lalu, enam di antaranya adalah produk ETF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×