Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penghuni Indeks High Dividen 20 tercatat telah mulai melakukan pembagian dividen. Salah satu contohnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang membagikan dividen tunai Rp 530 per saham termasuk dividen interim Rp 98 yang telah dibagikan pada 22 Desember 2020. Dividen senilai Rp 432 per saham ini akan dibayarkan pada 28 April 2021.
Di tanggal yang sama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga bakal membayarkan dividen tunai tahun buku 2020 sebesar Rp 98,91 per saham.
Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang akan membayarkan dividen tahun buku 2020 sebesar Rp 44,02 per saham pada 30 April 2021. Kemudian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan membayarkan lebih dulu pada 12 April 2021 sebesar Rp 220,27 per lembar.
Baca Juga: Begini rekomendasi teknikal saham ITMG, WSKT dan INDF pada Jumat (9/4)
Bila diperhatikan emiten yang telah mengumumkan bakal membagi dividen di indeks High Dividen 20 terlihat bahwa adanya penurunan nominal dividen maupun yield dividen di tahun buku 2020. Hal ini juga terjadi pada emiten yang belum memberikan pengumuman pembagian dividen, namun diasumsikan bakal membagikan dividen dengan payout ratio sama seperti tahun buku 2019.
Misalnya PT Astra International Tbk (ASII) yang memiliki rencana membagikan dividen final Rp 114 di tahun buku 2020. Di mana pada Oktober 2020 silam ASII telah membayarkan sebagian atau dividen interim sebesar Rp 27.
Dengan asumsi dividen final tersebut dan harga penutupan Kamis (8/4) sebesar Rp 5.300 maka yield dividen ASII sebesar 2,15%.
Sebagai pembanding, di tahun buku 2019 ASII membagikan dividen final Rp 214. Adapun yield dividen tercatat sebesar 4,63% dari harga cum date Rp 4.620.
Justru yang menunjukkan peluang bakal membagikan nilai dividen yang lebih besar adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Emiten ini membagikan dividen sebesar Rp 278 per saham di tahun buku 2019, dengan dividen payout ratio sebesar 49,73%.
Bila menggunakan dividen payout ratio yang sama untuk tahun buku 2020, INDF bisa membagikan total dividen Rp 3,21 triliun atau setara Rp 365,63 per saham. Bila menggunakan harga penutupan Kamis (8/4) yaitu Rp 6.675 maka yield dividen sebesar 5,48%.
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan kondisi penurunan nilai dividen cukup wajar lantaran kondisi di 2020 yang memang cukup menekan kinerja emiten dan berdampak pada perolehan laba bersih.
Dus, nilai dividen bakal ikut turun meski dividen payout ratio (DPR) sama seperti tahun sebelumnya. Selain itu, harga saham juga mulai menunjukkan kenaikan.
Namun, saham INDF juga menarik perhatian Zamzami. Laba bersih INDF pada 2020 tercatat mengalami kenaikan 31,36% secara tahunan (yoy) dari Rp 4,91 triliun menjadi Rp 6,46 triliun. Meski kinerja baik, harga saham masih dinilai murah alias under value.
"INDF cukup baik labanya di 2020, dan harga sahamnya belum terlalu naik secara tahunan. Price earning ratio dan price book value juga masih di bawah rata-rata lima tahunnya," jelas Zamzami.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat terbatas di akhir pekan
Lebih lanjut, Zamzami juga melihat saham TLKM dan DMAS cukup menarik dilihat dari yield dividen dan valuasinya. Bila menggunakan asumsi DPR sama seperti di buku 2019 yakni sebesar 81,95% maka TLKM berpeluang membagikan dividen Rp 137,98 per saham. Bila menggunakan harga saham TLKM pada penutupan Kamis (8/4) yaitu Rp 3.390 maka yield dividen sebesar 4,07%.
Sedangkan DMAS diprediksi bisa membagikan dividen tahun buku 2020 sebesar Rp 41,94 per lembar. Yield dividen DMAS tercatat mencapai 17,19% apabila menggunakan penutupan perdagangan Kamis (8/4) di level Rp 244.
Nilai dividen tersebut berdasarkan asumsi DPR yang dibayarkan mencapai 150% dari laba bersih Rp 1,35 triliun, di mana jumlah DPR sama seperti buku 2019.
Adapun DMAS telah membagikan dividen interim buku 2020 sebesar Rp 25 per lembar, yang dibayarkan pada 18 Desember 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News