Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca hasil notulensi pertemuan pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau FOMC dirilis, Kamis (24/5), harga emas terdorong naik. Alhasil, harga berhasil kembali menembus level US$ 1.300 per ons troi di akhir pekan ini dan berpotensi menguat hingga awal pekan depan.
Namun, analis Monex Investindo Faisyal, menilai, keberlanjutan dorongan terhadap harga emas ini masih sangat bergantung pada pernyataan Gubernur The Federal Reserves Jerome Powell malam ini waktu setempat. "Pidato Powell akan menerangkan seperti apa kebijakan suku bunga The Fed ke depan, apakah agresif seperti yang sudah diantisipasi pelaku pasar atau sebaliknya," ujar Faisyal, Jumat (26/5).
Adapun, risalah FOMC kemarin menyiratkan The Fed cenderung akan bertahan pada kebijakannya menaikkan suku bunga secara bertahap. Nada dovish ini memberi ruang bagi emas untuk menguat di sisa pekan ini.
Harga emas juga melonjak seiring dengan keputusan Presiden AS Donald Trump membatalkan pertemuannya dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un. Ketegangan terkait senjata nuklir antara kedua negara sempat kembali meningkat.
"Tapi sentimennya tidak bertahan lama sejak Korut merespons dengan pernyataan tetap membuka diri dan siap untuk bertemu AS kapan dan di mana saja di waktu mendatang," ungkap Faisyal.
Selanjutnya, selain pidato Powell, arah pergerakan harga emas juga bergantung pada rilis data pemesanan inti barang tahan lama atawa core durable goods orders AS di bulan April. Hasil yang positif dan sesuai konsensus di level 0,5%, bakal membuat dollar AS makin menguat dan sebaliknya, kembali menekan harga emas.
Mengutip Bloomberg, Jumat (25/5) pukul 18.05 WIB, harga emas kontrak pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange (Comex) berada di posisi US$ 1.305,60 per ons troi atau naik 0,09% dibandingkan posisi di hari sebelumnya. Sepekan ini, harga emas sudah mencatat kenaikan sebesar 1,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News