Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS, anggota indeks Kompas100) merevisi besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk 2019 menjadi US$ 226 juta. Sebelumnya, perusahaan ini mengganggarkan capex sebesar US$ 500 juta untuk tahun ini.
Direktur Keuangan PGAS Said Reza Pahlevy mengatakan, revisi capex ini dilakukan karena beberapa proyek, terutama di PT Saka Energi Indonesia sebagai anak perusahaannya tertunda. Alhasil, capex tersebut baru akan terserap pada 2020 ke depan.
Baca Juga: Butuh dana, Perusahaan Gas Negara (PGAS) mengkaji rencana penerbitan obligasi
Sebagai informasi, per semester I-2019, PGAS telah menyerap capex sebanyak US$ 75 juta. Sebanyak 82% capex tersebut dialokasikan untuk bisnis upstream. Sementara sisanya untuk segmen bisnis midstream, downstream dan supporting. Hingga paruh pertama tahun ini, PGAS telah membangun pipa transmisi dan distribusi serta investasi hulu Saka Energi, serta pengembangan lapangan minyak dan gas (migas).
Reza memprediksi, hingga akhir tahun, serapan capex PGAS akan imbang antara bisnis upstream dan downstream. “Pada semester II-2019 ini kami ada serapan capex untuk FSU LNG Teluk Lamong demi menjaga keandalan pasokan gas Jawa Timur sekaligus sebagai hub untuk retail LNG,” kata dia sat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/8).
Baca Juga: Akan dilepas, PGAS akan perbaiki internal Saka Energi Indonesia
Selain itu, capex tersebut juga digunakan untuk menyelesaikan proyek pipa transmisi Duri-Dumai tahap II sepanjang 67 km dan pembangunan proyek pipa Gresik-Semarang sejauh 267 km. Jaringan pipa 28 inci tersebut akan mengalirkan gas dari blok migas Jambaran Tiung Biru yang dikelola Pertamina EP ke PLTGU Tambak Lorok milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan industri di wilayah Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News