Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana mencari pendanaan baru. Salah satu yang dilirik adalah dengan menerbitkan obligasi.
Meskipun begitu, Direktur Keuangan PGAS Said Reza Pahlevy mengatakan, penerbitan obligasi ini masih dalam tahap pengkajian. Dia belum bisa memastikan, PGAS akan menerbitkan obligasi lokal atau global. “Kajiannya selesai September. Kalau hasilnya oke dan ada kebutuhan dari PGAS dan anak usahanya untuk belanja modal, kami akan terbitkan,” kata Reza, Senin (26/8).
Baca Juga: Akan dilepas, PGAS akan perbaiki internal Saka Energi Indonesia
Sebelumnya, Direktur Utama PGAS Gigih Prakoso mengatakan, ini adalah waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi. Alasannya, tren suku bunga yang turun membuat perusahaan dapat menekan beban. Selain itu, menurut dia, serapan pasar juga tengah bagus karena kondisi pasar sangat mendukung potensi imbal hasil yang bagus.
Menurut Reza, pendanaan ini salah satunya bertujuan untuk menyiapkan kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Pada 2020, PGAS menganggarkan capex sebesar US$ 705 juta, naik dari capex tahun ini yang sebesar US$ 500 juta.
Di samping capex, pendanaan baru tersebut juga bertujuan untuk membayar obligasi PGAS yang jatuh tempo pada 2024.
Baca Juga: Rencana penyesuaian harga gas sesuai koridor regulasi
Per Juni 2019, emiten pelat merah ini memiliki utang bank jangka panjang US$ 150 juta serta bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang US$ 23,60 juta. Perusahaan yang kerap disebut dengan nama PGN ini pun memiliki obligasi jangka panjang US$ 1,96 miliar.
Sementara di akhir Juni, kas dan setara kas PGAS mencapai US$ 913,93 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News