Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas dunia ditutup positif pada transaksi perdagangan Senin (20/8) di New York. Kenaikan harga emas terjadi setelah menyentuh level terendah dalam 1,5 tahun terakhir pada pekan lalu.
Berdasarkan data Reuters, harga emas di pasar spot pada pukul 15.00 waktu New York naik 0,5% menjadi US$ 1.190,43 per troy ounce. Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu, harga emas sempat melorot ke posisi US$ 1.159,96 per troy ounce. Ini merupakan level terendah sejak Januari 2017.
Sementara, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik US$ 10,40 atau 0,9% menjadi US$ 1.194,60 per troy ounce.
Sentimen yang mengangkat emas adalah menguatnya mata uang yuan China, sehingga membuat harga emas lebih murah di negara konsumen emas terbesar dunia tersebut.
Menurut Analis Saxo Bank Ole Hansen, harga emas sudah anjlok hingga 13% dari posisi tertingginya bulan April setelah dollar AS mengalami apresiasi terhadap yuan dan mata uang dunia lainnya. Hal ini berdampak pada naiknya harga emas dalam dollar AS di luar Amerika.
Namun, tekanan tersebut mereda setelah adanya berita rencana perundingan perdagangan antara AS-China pada pekan ini. "Kabar tersebut berhasil mendongkrak nilai tukar yuan," jelas Hansen.
Sementara, Analis Religare Securities Sugandha Sachdeva menilai, nilai pembelian di wilayah oversold ini sangat menyokong harga emas. "Harga yang lebih rendah memicu naiknya permintaan emas fisik di Asia," tandasnya.
Saat ini, investor mengantisipasi pidato oleh Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada simposium ekonomi di Jackson Hole, Wyoming, yang akan berlangsung Jumat (24/8) mendatang. Analis menilai, pada pidatonya, Powell diprediksi akan memberikan petunjuk tentang laju kenaikan suku bunga AS.
Kenaikan suku bunga membuat emas menjadi kurang menarik sebagai alat investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News