Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tahun 2023 diprediksi dapat lebih positif dibandingkan tahun 2022.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengatakan, kondisi perekonomian makro dan dihapusnya TBIG dari indeks MSCI Indonesia memberikan sentimen buruk terhadap kinerja perusahaan tersebut.
“Return saham TBIG pada tahun 2022 turun 22%, meskipun pertumbuhan pendapatan TBIG pada September 2022 sebesar 13,1% YoY. Kondisi tersebut juga diperparah dengan kinerja IHSG yang buruk,” ujarnya dalam riset Ciptadana Sekuritas Asia tertanggal 31 Januari 2023.
Gani mengatakan, TBIG berhasil mengelola modal dengan cerdas sepanjang tahun 2022.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Tower Bersama (TBIG) Usai Tender Offer
Upaya TBIG dalam mengunci bunga untuk sebagian besar penerbitan utangnya pada tahun 2020-2021 pun membuahkan hasil pada tahun 2022.
“Terlihat dari bunga pinjaman efektif yang terus turun, dari 7% pada tahun 2021 menjadi 6,8% pada kuartal I 2022, dan menjadi 6,3% pada kuartal III 2022,” ujarnya.
Gani mengungkapkan, TBIG memiliki 4 seri obligasi rupiah yang akan jatuh tempo tahun 2023 dengan kupon 3,75% - 8,00% dan total nilai Rp 4,5 triliun.
“Dari jumlah tersebut, Rp 2,6 triliun akan jatuh tempo pada 23 Maret. Untuk pendanaan kembali, TBIG sedang mempersiapkan untuk menawarkan obligasi baru dengan kupon 6,125% dan nilai Rp 2,5 triliun,” ungkapnya.
Menurut Gani, langkah refinancing itu akan menambah beban bunga sekitar Rp 26 miliar per tahun atau sekitar 1% dari total beban bunga. Kebutuhan refinancing akan terjadi lagi pada bulan Agustus - September 2023.
Baca Juga: Porsi Saham Publik TBIG Berkurang Usai Tender Offer, Simak Prospek dan Rekomendasinya
“Pada saat itu, kami yakin suku bunga bank sentral akan stabil, sehingga TBIG dapat meningkatkan utang yang dibutuhkan pada tingkat yang kompetitif,” paparnya.
Gani mengatakan, TBIG juga telah memangkas porsi utang dengan bunga mengambang sejak 2021. Langkah itu untuk melindungi diri dari kenaikan suku bunga bank sentral yang agresif.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan bahwa setiap kenaikan suku bunga 25bps akan menghasilkan pendapatan TBIG hanya 0,3% lebih rendah,” katanya.
Baca Juga: Saham Emiten Telekomunikasi Cenderung Lesu, Simak Rekomendasi Sahamnya
Selain itu, TBIG diprediksi akan mengantongi pendapatan lebih baik dari pertumbuhan industri secara organik di tahun 2023. Gani pun merekomendasikan buy untuk saham TBIG dengan target harga Rp 4.500 per saham.
Menurut Gani, operator telekomunikasi pada tahun 2022 lebih fokus pada optimalisasi jaringan dan optimalisasi spektrum dengan melakukan refarming dan mematikan jaringan 3G.
Hal itu membuat pertumbuhan industri tersebut melambat tahun lalu. Namun, di sisi lain, menjadi batu pijakan bagi sejumlah proyek baru dan besar di tahun 2023.
“Dengan sejumlah proyek yang baru akan efektif dijalankan tahun 2023, kami memprediksi hasil positif akan mendorong kinerja TBIG tahun ini,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News