kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan IHSG Lebih Lambat di Era Jokowi, Analis Jelaskan Penyebabnya


Sabtu, 19 Oktober 2024 / 09:14 WIB
Pertumbuhan IHSG Lebih Lambat di Era Jokowi, Analis Jelaskan Penyebabnya
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo berpidato saat peresmian bursa karbon Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pertumbuhan 51,31% selama Jokowi menjabat sebagai Presiden.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

Noda Hitam Pasar Modal

Hendra juga menyoroti sisi Good Corporate Governance (GCG) di bursa. Meskipun ada peningkatan jumlah emiten dan investor selama pemerintahan Jokowi, kualitasnya masih menjadi pertanyaan. 

"Banyak emiten kecil yang masuk bursa, namun kualitas tata kelola dan transparansi mereka dipertanyakan," kata Hendra kepada Kontan, Kamis (17/10).

Kasus-kasus terkait manipulasi saham, seperti skandal Benny Tjokro dan Heru Hidayat juga menjadi catatan hitam dalam pasar modal Indonesia. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa meskipun secara kuantitas ada peningkatan, kualitas GCG masih belum memadai.

Baca Juga: IHSG Melonjak 1,13% Hari Ini, BBCA, BMRI, BRMS Paling Banyak Net Buy Asing

Hendra juga bilang skandal-skandal yang menerpa pasar modal dalam 10 tahun terakhir memberikan dampak negatif terhadap kepercayaan investor. 

Meskipun jumlah investor meningkat, sederet skandal ini memperlihatkan masih ada celah dalam pengawasan pasar. Efeknya dapat dilihat dari volatilitas yang tinggi dan keengganan investor institusi untuk masuk ke beberapa sektor yang terdampak skandal.

"Ke depannya, peningkatan kualitas GCG akan menjadi kunci penting untuk menjaga kepercayaan investor," ujarnya.

Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Saham Rekomendasi Analis pada Perdagangan Jumat (18/10)

Azis setuju bahwa kasus-kasus ini memberikan dampak signifikan pada pasar, namun ia menilai OJK dan bursa telah mulai mengevaluasi dan memperbaiki regulasi, termasuk legalisasi market maker untuk meningkatkan transaksi. "Kita tunggu hasil regulasinya," tuturnya.

Utamakan Kualitas

Terkait fokus bursa pada kuantitas atau kualitas, Hendra cenderung berpendapat bahwa kualitas harus lebih diutamakan. Bursa yang hanya fokus pada peningkatan jumlah investor atau emiten tanpa memperhatikan kualitas akan rentan terhadap manipulasi pasar. Ini tentunya dapat merusak integritas pasar modal. 

Azis melihat kualitas dan kuantitas perusahaan yang terdaftar harus bisa maju beriringan. Ketika bertambahnya investor baru atau pemula dengan kualitas yang baik, maka bisa meminimalisir fear sehingga menciptakan transaksi yang sehat di pasar modal. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×