Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Direktur MMI Endang Astharanti mengungkapkan di sisa 2020 pihaknya masih memiliki beberapa rencana penerbitan produk baru, terutama reksadana terproteksi. Tahun ini, sekitar Rp 4 triliun produk reksadana terproteksi MMI sudah jatuh tempo. MMI berencana menerbitkan kembali reksadana terproteksi tahun ini. "Hingga saat ini, kami sudah melakukan replay Rp 1,2 triliun produk reksadana terproteksi dan rencananya kami akan cari Rp 2 triliun lagi," jelas wanita yang akrab disapa Asti tersebut.
Baca Juga: MMI menargetkan tambahan 10.000 user retail baru dari kerjasama dengan KoinWorks
MMI juga tengah mengkaji rencana penerbitan produk KIK EBA Syariah yang semula ditargetkan rilis pada semester I-2020. MMI menimbang untuk menggeser penerbitan ini pada semester II-2020.
MMI berencana menerbitkan produk KIK EBA Syariah dengan menggandeng perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Harapannya, KIK EBA syariah tersebut dapat menjadi instrumen pilihan untuk diversifikasi investasi bagi para investor, baik institusi maupun individual atau retail.
Mandiri Investasi akan melakukan sekuritisasi dengan Jasa Marga dengan aset dasar berupa jalan Tol Jor Ring Selatan. Adapun modal awal berasal dari hasil penjualan tiket beberapa tahun ke depan untuk kemudian dijual ke nasabah.
Baca Juga: Mandiri Manajemen Investasi tak ubah target dana kelolaan 2020 meski ada corona
Selanjutnya, Jasa Marga akan menggunakan dana penerbitan KIK EBA syariah tersebut untuk pembangunan-pembangunan atau pembiayaan lainnya. Astharanti juga mengklaim bahwa produk KIK EBA Syariah itu nantinya akan jadi yang pertama di Indonesia, yang fatwanya sudah keluar sejak 2018.
Adapun alasan MMI memilih untuk merilis produk KIK EBA syariah yakni, untuk memperluas lagi pasar syariah. Untuk produk yang lain, MMI masih akan meninjau permintaan dari investor. "Trigger kami untuk launching selain inovasi, juga melihat demand investor dan akan kami consider apakah itu reksadana pasar uang dalam bentuk dolar AS atau fixed income dalam bentuk dollar AS," tandas Asti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News