kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Persaingan dan Boikot Bikin Kinerja Unilever Indonesia (UNVR) Mengecewakan Pasar


Selasa, 05 Agustus 2025 / 05:15 WIB
Persaingan dan Boikot Bikin Kinerja Unilever Indonesia (UNVR) Mengecewakan Pasar
ILUSTRASI. An employee of PT Unilever Indonesia arranges a health care rack at Foodmart Fresh supermarket in Jakarta, Indonesia, October 31, 2016. Picture taken October 31, 2016. REUTERS/Beawiharta


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di semester I tahun ini masih mengecewakan pasar. Berdasarkan laporan keuangan per semester I tahun ini, Unilever Indonesia membukukan penurunan laba bersih sebesar 13% secara tahunan menjadi Rp 2,16 triliun. 

Realisasi ini menurut Analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama dalam riset 4 Agustus 2025 baru memenuhi 59% dari estimasinya dan 56% dari konsensus pasar. Bahkan dia menyebut, realisasi tersebut di bawah data historis dalam lima tahun sebesar 60%. 

Ini sejalan dengan penurunan pendapatan UNVR sebesar 4% secara tahunan menjadi Rp 18,21 triliun. "Pendapatan UNVR kami menilai lemah karena pertumbuhan penjualan UNVR tertinggal dibandingkan rata-rata industri FMCG yang tumbuh sekitar 3% hingga 5% di semester I tahun ini," jelas Willy dalam riset. Pertumbuhan tersebut terjadi di tengah penurunan volume penjualan sebesar 6,1%, yang bahkan lebih rendah dari basis volume penjualan di semester I-2024.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Unilever Indonesia (UNVR) Merosot Pada Semester I-2025

Kinerja di periode April-Juni atau kuartal II tahun ini tercatat turun 26% secara kuartalan dan 10% secara tahunan menjadi Rp 918 miliar. "UNVR kembali mengecewakan pasar karena lemahnya penjualan serta menyempitnya margin laba," ujar Willy.

Penurunan volume penjualan yang terjadi dalam beberapa kuartal terakhir mengindikasikan bahwa UNVR masih kesulitan mendorong pertumbuhan organik. Dari sisi segmen, konsumen target UNVR tampaknya mengurangi belanja kebutuhan non-pokok dan lebih memilih produk diskon/promosi, tercermin dari penurunan penjualan home & personal care serta penurunan laba operasional di segmen tersebut.

Secara keseluruhan, kinerja kuartal II dan semester I 2025 menurut Willy mengecewakan ekspektasi pasar. "Dalam enam bulan ke depan, kami meyakini investor akan lebih menghargai pemulihan laba dibandingkan dengan program pembelian kembali saham (buyback) yang baru-baru ini diumumkan," papar Willy. 

UNVR berencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) pertamanya pada periode 31 Juli hingga 30 Oktober 2025. UNVR mengalokasikan dana buyback saham sebesar Rp 2 triliun dengan harga maksimal Rp 1.700 per saham. "Meskipun program ini bisa memberi sentimen positif jangka pendek dan menahan penurunan harga saham, kami tetap hati-hati terhadap dampaknya pada likuiditas saham, mengingat free float UNVR yang sudah rendah yakni sekitar 15%," terang Willy. 

Baca Juga: Begini Kata Petinggi Unilever Indonesia (UNVR) soal Fenomena Rojali

Keputusan ini tidak membuat Willy mengubah estimasi laba di tahun 2025 hingga 2027 pasca hasil semester I-2025. Di sepanjang tahun 2025, pendapatan UNVR diperkirakan sebesar Rp 35,58 triliun sedangkan laba bersih sebesar Rp 3,65 triliun. 

Karena itu, Willy mempertahankan rekomendasi sell untuk saham Unilever Indonesia (UNVR) dengan target harga Rp 1.400. "Ini mempertimbangkan berbagai tantangan internal maupun eksternal yang masih membayangi kinerja perusahaan seperti persaingan ketat dengan pemain lokal serta boikot terhadap produk Barat, yang terus menghambat proses normalisasi laba," kata Willy. 

Target harga UNVR yang dipasang Maybank Sekuritas tetap pada Rp 1.400, berdasarkan estimasi PER FY25 sebesar 14,6x, atau 2 standar deviasi di bawah rata-rata 3 tahun terakhir. "Sebagai perbandingan, kami lebih menyukai saham Mayora Indah (MYOR), harga saat ini Rp 2.280, rekomendasi buy dengan target saham Rp 3.000 karena memiliki visibilitas laba yang lebih tinggi dan jalur pertumbuhan yang lebih kuat," rekomendasi Willy. 

Harga saham UNVR pada Senin (4/8) ditutup melemah 0,56% di Rp 1.760 per saham. 

Selanjutnya: Wall Street Bangkit, Tiga Indeks Utama Catat Kenaikan Harian Tertinggi Sejak Mei

Menarik Dibaca: Yuk Lihat Jadwal KRL Solo Jogja pada Selasa 5 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×