Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Testimoni perdana Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang bernada hawksih membuat dollar Amerika Serikat (AS) perkasa di hadapan mata uang utama lainnya. Tengok saja, kemarin, pasangan EUR/USD melemah 0,13% ke level 1,2178. Serupa, GBP/USD koreksi tipis 0,07% menjadi 1,3751 dan pairing USD/JPY naik tipis 0,07% ke posisi 106,75.
Pelaku pasar menyambut baik pidato Powell yang cenderung mengisyaratkan kenaikan suku bunga AS di tahun ini bisa lebih agresif. Artinya, ada peluang The Fed mengerek Fed fund rate sebanyak empat kali tahun ini.
Data pendahuluan produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal IV-2017 menunjukkan ekonomi AS tumbuh sesuai prediksi analis, yakni 2,5%. Klaim pengangguran di pekan yang berakhir 24 Februari juga turun jadi hanya 210.000. Alhasil, data positif di negeri Hollywood ini menyokong naik indeks dollar AS.
Di saat yang sama, euro tertekan sentimen negatif proyeksi penurunan inflasi tahunan Eropa, dari 1,3% menjadi 1,2% di Februari 2018. "Ini membuat pasar pesimis bank sentral Eropa akan melanjutkan pengetatan moneter," ujar Yulia Safrina, analis Monex Investindo Futures, kemarin. Padahal, pelaku pasar berharap ekonomi Eropa bisa bangkit seiring dengan berkurangnya stimulus.
Sementara, poundsterling juga melemah karena perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa belum kelar. Perdana Menteri Inggris Theresa May bersikeras menolak draft Uni Eropa yang menyatakan Irlandia Utara harus tetap berada dalam Serikat Pabean UE. Saat ini pelaku pasar tengah menanti solusi alternatif dari May, yang kemungkinan akan disampaikan melalui pidatonya hari ini.
Tapi kurs dollar AS terhadap yen berpotensi turun. Puja Purbaya Sakti, analis Rifan Financindo Berjangka, menilai, perekonomian Jepang membaik. Ini terlihat dari indeks PMI sektor manufaktur yang naik ke 54,1. Dus, yen berpotensi berbalik arah pada perdagangan hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News