CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.694   74,00   0,47%
  • IDX 7.312   67,81   0,94%
  • KOMPAS100 1.125   7,85   0,70%
  • LQ45 889   1,80   0,20%
  • ISSI 222   2,47   1,12%
  • IDX30 457   0,46   0,10%
  • IDXHIDIV20 553   -0,94   -0,17%
  • IDX80 129   0,53   0,41%
  • IDXV30 138   -0,62   -0,45%
  • IDXQ30 153   -0,01   -0,01%

Permintaan safe haven tinggi, rupiah keok lagi


Rabu, 07 Januari 2015 / 16:57 WIB
Permintaan safe haven tinggi, rupiah keok lagi
ILUSTRASI. Apakah Darah Rendah Bisa Sembuh? Berikut Penyebab & Cara Mengatasinya


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rupiah kembali melemah pada akhir transaksi sore ini (7/1). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 WIB, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,6% menjadi 12.739 per dollar AS. Pada transaksi sebelumnya, nilai tukar mata uang Garuda sempat menyentuh level 12.759 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 17 Desember lalu.

Jika ditotal, sepanjang 2015, pelemahan rupiah sudah mencapai 2,8%.

Sedangkan nilai tukar rupiah berdasar kurs JISDOR Bank Indonesia berada di posisi 12.732, melemah dari posisi kemarin di level 12.658 per dollar AS. Adapun nilai kontrak rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,5% menjadi 12.827 per dollar.

Salah satu faktor yang menyebabkan tenaga rupiah terkuras adalah langkah investor yang mencari aset-aset yang relatif lebih aman seperti obligasi pemerintah dan dollar AS di tengah sentimen negatif perekonomian global.

Selain itu, hari ini, investor juga menunggu rilis hasil rekapan pertemuan the Federal Reserve yang berlangsung pada 16-17 Desember lalu. Hasil pertemuan tersebut dipercaya akan memberikan gambaran lebih jauh mengenai arah kebijakan yang akan diambil the Fed terkait suku bunga acuan.

"Kami melihat rupiah akan melemah melampaui 13.000 pada kuartal ini karena pelaku pasar mengacu pada hasil pertemuan the Fed. Rupiah akan stabil pada level tersebut. Jika harga minyak masih mendekati levcel US$ 50 per barel, maka rupiah akan terus tertekan karena investor melepas aset-aset berisiko dan memburu aset-aset haven," papar Heru Irvansyah, ekonom PT BNI Securities di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×