Reporter: Namira Daufina, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Nilai mata uang rupiah kian murah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Indikator ekonomi domestik yang meleset dari harapan menjadi penggerus utama rupiah dua hari terakhir.
Di pasar spot, Selasa (6/1), pasangan USD/IDR naik 0,26% dari hari sebelumnya menjadi Rp 12.647. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, rupiah melemah 0,55% menjadi Rp 12.658.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri mengatakan, rupiah tergencet oleh sentimen global dan domestik. Dari global, perekonomian AS kian membaik, sehingga mencuatkan spekulasi The Federal Reserve (Fed) akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. "Alhasil, investor mulai mengumpulkan dollar AS," terang Reny, Selasa (6/1).
Di sisi lain, indikator domestik kian menekan rupiah. Menurut Kiswoyo Adi Joe, Analis PT Investa Saran Mandiri, defisit neraca dagang November 2014 mencapai US$ 420 juta. Ini sudah jauh melebihi ekspektasi.
Kiswoyo dan Reny kompak memprediksikan rupiah melanjutkan koreksi pada hari ini (7/1). Prediksi Reny, rupiah bergulir antara 12.590-12.724. Prediksi Kiswoyo, mata uang garuda ini bergerak di kisaran antara 12.500-12.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News