kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,59   -6,76   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan Obligasi PLN Capai Rp 5 Triliun


Selasa, 29 Juni 2010 / 08:56 WIB
Permintaan Obligasi PLN Capai Rp 5 Triliun


Reporter: Ade Jun, A.W Fauzie, Yuwono T., Kun Wahyu W. | Editor: Edy Can

JAKARTA. Dengan iming-iming kupon lumayan tinggi, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali sukses menjual obligasi. Surat utang terbitan perusahaan setrum bernilai Rp 3 triliun ini terbagi dalam dua jenis, yakni obligasi PLN XII senilai Rp 2,5 triliun dan sukuk ijarah PLN V Rp 500 miliar.

Direktur Keuangan PLN Setio Anggoro Dewo menuturkan, Obligasi PLN XII bertenor 5 tahun, menawarkan kupon sebesar 9,7% per tahun. Sementara sukuk PLN bertenor 12 tahun memberikan kupon atau imbalan 10,4%.

Itu berarti, kedua seri obligasi PLN itu memberikan premium masing-masing sebesar 1,9% di atas imbal hasil obligasi negara yang menjadi acuan. Sebab, imbal hasil atau yield FR0027 yang jadi acuan untuk penerbitan Obligasi PLN XII hanya 7,80%. Sementara FR0035 yang jadi acuan untuk kupon Sukuk PLN memiliki imbal hasil 8,50%.

Maka tidak mengherankan bila penerbitan obligasi PLN kali ini kebanjiran peminat. "Penawaran yang masuk mencapai Rp 5,1 triliun," ungkap Setio, ketika dihubungi KONTAN, Senin (28/6). Dengan kata lain, penerbitan surat utang PLN kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 1,7 kali.

PT Jamsostek merupakan salah satu investor institusi yang memborong obligasi tersebut. Menurut Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga, pihaknya menyerap obligasi PLN hingga Rp 1 triliun. "Kami perbesar porsi di obligasi karena imbal hasilnya masih lebih tinggi daripada deposito," ujarnya, Senin (28/6).

Cetak sejarah

Bila melongok kebelakang, PLN sebelumnya pernah ber-ambisi memberikan premium di rentang 100 basis poin (1%) hingga 175 basis poin (1,75%). Namun nyatanya, premium yang diberikan hingga 1,9%.

Setio menegaskan, pemberian premium sudah sesuai dengan harapan semua pihak. Meski dalam dua pekan terakhir, yield obligasi cenderung turun, investor tidak sertamerta ikut menurunkan permintaan imbal hasilnya. "Ini karena mereka sudah menyusun hitung-hitungan portofolionya," imbuh Setio.

Meski memberikan premium di atas ekspektasi, menurut Setio, bunga obligasi PLN kali ini adalah yang terendah dalam sejarah penerbitan obligasi PLN di dalam negeri.

Kondisi pasar saat ini, kata Setio, cukup kondusif untuk penerbitan obligasi. Aksi borong SUN yang dilakukan oleh asing belakangan ini membuat imbal hasil SUN menurun. Jadi, ke depan, masih bagus untuk menerbitkan obligasi.

Analis Obligasi BNI Securities Sukartono menilai, besaran kupon obligasi PLN terbilang wajar. Tren penurunan yield baru terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Penurunan yield yang terlampau cepat justru membuat investor khawatir. "Wajar bila investor menginginkan premium antara 1,5%-2%," ujarnya.

Sekedar mengingatkan, obligasi PLN XII jatuh tempo pada 8 Juli 2015 untuk seri A dan 8 Juli 2022 untuk seri B. Kupon obligasi akan dibayarkan tiap triwulan sesuai tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Adapun, sukuk ijarah, baik seri A maupun B, memberi imbalan ijarah sebesar Rp 1 miliar per tahun. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat AA+ untuk obligasi PLN XII dan sukuk ijarah PLN V tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×