kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Permintaan lelang SUN akan tinggi


Senin, 11 Februari 2013 / 08:52 WIB
Permintaan lelang SUN akan tinggi
ILUSTRASI. Naik 3,10%, harga saham WIKA menguat di sesi pertama bursa Senin (4/10)


Reporter: Dina Farisah, Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah kembali berencana menggelar lelang surat utang negara (SUN) pada Kamis, 14 Februari 2013. Target indikatif pemerintah yang dilelang sebesar Rp 7 triliun.

Pemerintah akan melelang lima seri SUN yakni, seri SPN 03130517 (new issuance) dengan tenor tiga bulan dan seri SPN 12140217 (new issuance) dengan tenor satu tahun.

Tiga sisanya adalah SUN seri FR0063 dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 5,625% bertenor 11 tahun, seri FR0064 dengan fixed rate sebesar 6,125% dengan tenor 10 tahun dan seri FR0065 dengan fixed rate sebesar 6,625% bertenor 21 tahun.

Lelang SUN ini dilakukan guna memenuhi sebagian dari target pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. Adapun SUN yang akan dilelang memiliki nominal per unit sebesar Rp 1 juta.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menilai, harga SUN saat ini sudah cukup mahal, sehingga yield sudah tidak terlalu tinggi. Ini membuat lelang SUN kali ini akan kurang menarik. Meskibegitu, lelang minggu ini akan tetap diminati investor karena likuiditas di pasar yang masih cukup tinggi.

Permintaan tinggi terlihat pada lelang SUN di akhir bulan lalu. Dari target indikatif sebesar Rp 7 triliun, permintaan yang masuk dari investor mencapai lebih dari dua kali lipat atau sebesar Rp  16,34 triliun.  

Menurut Lana, untuk lelang pekan ini, investor lokal masih akan memburu tenor pendek. Sementara investor asing akan masuk di instrumen jangka panjang. "Masih ada potensi kelebihan permintaan antara 2,3 sampai 2,5 kali," tutur Lana, Minggu (10/2).

Lana bilang, investor lokal yang akan memburu SUN ini terdiri dari perbankan, asuransi, dan dana pensiun. Ia menduga, perbankan akan masuk dengan porsi terbanyak, kemudian diikuti oleh asuransi. Perbankan akan agresif membeli SUN tenor pendek karena institusi ini masih menahan diri untuk menyalurkan kredit. "Untuk tenor tiga bulan, estimasi yield diprediksi sebesar 3%. Sementara untuk tenor satu tahun, yield berkisar 3,5%," kata Lana.

Sedangkan, investor asing akan masuk ke seri FR. Sebab, tenor panjang memiliki risiko yang lebih besar, sehingga memberikan imbal hasil lebih tinggi. Saat ini, porsi kepemilikan investor asing di SUN seri panjang mencapai 70%.

Sejak awal tahun, investor asing yang masuk ke surat utang pemerintah  terus meningkat. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mencatat, kepemilikan investor asing di surat berharga negara (SBN), naik menjadi Rp 273,29 triliun pada 1 Februari dibanding posisi pada 2 Januari di Rp 270,14 triliun.

Persoalan struktural

Selain yield yang sudah cukup rendah, investor asing juga berhati-hati memarkirkan dananya di Indonesia terkait persoalan struktural yang menjadi sentimen negatif, seperti masalah infrastruktur dan korupsi. Namun, fundamental makro ekonomi yang masih mendukung, seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di atas 6% dan inflasi yang relatif terjaga, masih bisa menjadi daya tarik bagi investor asing.

Dibanding India, yield yang ditawarkan Indonesia memang lebih rendah. Yield surat utang pemerintah di India bertenor 10 tahun sebesar 7,84%. Dengan tenor yang sama, yield surat utang Indonesia hanya mencapai 5,18%. Padahal Indonesia dan India sama-sama memiliki peringkat utang di level BBB-. Tapi, dibanding negara Asia Pasifik lainnya, yield sebesar itu masih cukup tinggi.

Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Josua Pardede, menambahkan, kondisi pasar saham dan obligasi sepanjang pekan ini terkoreksi akibat data ekonomi makro yang direspon negatif, sehingga akan berpengaruh terhadap permintaan pada lelang SUN.

Namun Josua optimistis, target pemerintah sebesar Rp 7 triliun masih akan tercapai. Karena investor diprediksi akan meminta yield yang tinggi, sebagai antisipasi tekanan inflasi, maka pemerintah mungkin hanya akan memenangkan tenor pendek dan tenor panjang saja. "Jadi beban pemerintah untuk membayar bunga juga tidak terlalu tinggi," kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×