Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara global pada semester kedua 2023 diprediksi akan relatif membaik dibandingkan paruh pertama. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 beberapa negara yang di atas ekspektasi, seperti Amerika Serikat (AS), China, dan India.
"Jadi, dengan adanya pemulihan ekonomi global membuat kekhawatiran resesi global mereda sehingga memacu permintaan sektor komoditas walaupun tidak sebagus tahun lalu saat ada disrupsi suplai global," tutur Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/9).
Menurutnya, kondisi ini menjadi salah satu faktor yang membuat PT Harum Energy Tbk (HRUM) menaikkan target produksi tahun 2023 menjadi 6 juta ton, dari sebelumnya 5,5 juta ton. Kinerja keuangan HRUM juga diprediksi bakal positif, mengingat tren top line dan bottom line yang masih bertumbuh.
Dalam riset tanggal 4 Agustus 2023, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan dan Abyan H. Yuntoharjo mengatakan, kinerja HRUM pada semester 1 2023 berada di atas ekspektasinya. Sepanjang Januari-Juni 2023, pendapatan HRUM meningkat 30,4% year on year (YoY) menjadi US$ 492 juta.
Baca Juga: PT Harum Energy Tbk (HRUM) Berharap dari Kenaikan Volume Batubara
Realisasi tersebut setara 50,8% dari proyeksi pendapatan HRUM oleh Mirae Asset Sekuritas untuk setahun penuh 2023 dan 67,3% dari proyeksi konsensus. Kenaikan pendapatan ini didorong oleh pendapatan pada kuartal I-2023 yang jauh lebih tinggi secara tahunan karena adanya penundaan penjualan dari kuartal IV-2022.
Sepanjang paruh pertama 2023, volume penjualan batubara HRUM melonjak hingga 71,8% YoY menjadi 1,8 juta ton. Kenaikan volume penjualan ini menjadi penopang pendapatan HRUM karena pada dasarnya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) HRUM merosot 23,4% YoY menjadi US$ 136 per ton.
Meskipun begitu, penurunan ASP tersebut mengikis pertumbuhan laba bersih HRUM. Pada semester pertama 2023, laba bersih HRUM hanya naik 3,2% YoY menjadi US$ 151 juta, setara 48% proyeksi Mirae Asset Sekuritas dan 68% proyeksi konsensus untuk setahun penuh 2023.
Dari segi operasional, produksi batubara HRUM pada semester 1 2023 meningkat 52,2% YoY menjadi 3,5 juta ton. Realisasi tersebut setara 58,3% dari target produksi terbaru HRUM untuk setahun penuh 2023 yang sebesar 6 juta ton, dari sebelumnya 5,5 juta ton.
Baca Juga: Gelontorkan Rp 13,35 miliar, Harum Energy (HRUM) Tambah Porsi di Tanito Harum Nickel
Terkait operasi nikel, produksi nickel pig iron (NPI) di smelter pertama milik HRUM di perusahaan asosiasinya, PT Infei Metal Industry (IMI) mencapai 89 ribu ton pada paruh pertama 2023 atau meningkat 26,3% YoY. Selain itu, smelter kedua milik perusahaan di PT Westrong Metal Industry (WMI) telah mencapai sekitar 90% kemajuan konstruksi pada Juni 2023.
"Produksi komersial diperkirakan akan dimulai secara bertahap pada kuartal IV-2023. WMI akan memiliki empat lini smelter RKEF dengan kapasitas produksi hingga 56 ribu ton logam Ni setiap tahunnya dalam bentuk NPI dan nikel matte bermutu tinggi," tutur kedua analis Mirae Asset Sekuritas tersebut.
Untuk semester 2 2023, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan adanya permintaan batubara yang lebih tinggi dari China. Hal ini didukung oleh perkiraan pemulihan ekonomi yang lebih baik dan peningkatan konsumsi energi.
Di sisi lain, cuaca kering akibat El-Nino juga diharapkan dapat mendukung produksi penambang batubara Indonesia, seperti HRUM. Oleh karena itu, mereka mempertahankan proyeksi kinerja HRUM tahun ini dengan target pendapatan US$ 969 juta dan laba bersih US$ 331 juta.
Baca Juga: Sektor Komoditas Diprediksi Terdampak El Nino, Simak Rekomendasi Sahamnya
"Kami percaya bahwa HRUM, dengan eksposur penjualan tertinggi ke China di antara perusahaan-perusahaan yang kami cover dapat mengambil keuntungan dari dinamika yang terjadi di China saat ini," kata kedua analis Mirae Asset Sekuritas.
Berdasarkan riset tanggal 24 Agustus 2023, Analis Sinarmas Sekuritas Axel Leonardo mengatakan, dirinya meninjau kembali estimasi laba bersih HRUM untuk setahun penuh 2023 setelah melihat hasil kinerja kuartal II. Axel mengerek estimasi laba bersih HRUM sebesar 11% menjadi US$ 224 juta untuk 2023 dan 8% menjadi US$ 298 juta untuk 2024.
Penyesuaian proyeksi ini didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, adanya kenaikan target produksi dan volume penjualan batubara HRUM.
Kedua, asumsi harga batubara berubah dari US$ 220 menjadi US$ 170 per ton untuk tahun 2023, sedangkan untuk tahun 2024 berubah dari US$ 170 menjadi US$ 140 per ton. Ketiga, ada kenaikan biaya produksi sebesar 3%-5% untuk mengantisipasi peningkatan nisbah kupas yang akan datang.
Baca Juga: Dividen Emiten Tambang Diprediksi Turun, Emiten Perbankan Masih Royal
Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan maintain buy HRUM dengan target harga Rp 2.150 per saham. Sinarmas Sekuritas merekomendasikan add HRUM dengan target harga Rp 1.850 per saham.
Rekomendasi ini diberikan sejalan dengan ekspektasinya terhadap solidnya angka produksi dan volume penjualan batubara yang terus berkinerja baik. Selain itu, pengoperasian pabrik peleburan nikel kedua akan semakin memperkuat kinerja HRUM.
Sementara secara teknikal, Nafan mengatakan, meskipun HRUM dalam keadaan uptrend, indikator RSI sudah berada pada area overbought. Dia meekomendasikan hold HRUM dengan target harga Rp 1.870 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News