Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - LONDON. Sepanjang separuh pertama tahun ini, permintaan emas secara global turun. World Gold Council (WCG), Kamis (2/8), melaporkan permintaan emas global turun 6% year-on-year (yoy) seiring dengan merosotnya pembelian exchange-traded fund (ETF) berbasis emas.
Dalam laporannya yang bertajuk Gold Demand Trends yang dikutip Reuters, WGC merilis permintaan emas global sepanjang Januari-Juni 2018 turun menjadi hanya 1.959,9 ton dari 2.086,5 ton pada periode yang sama di tahun lalu. Ini merupakan totap permintaan emas global terendah sejak 2009 lalu.
Adapun, sepanjang kuartal kedua, permintaan emas turun 4% yoy menjadi 964,3 ton. Sementara, pembelian emas untuk investasi ikut terseret 9%, utamanya disebabkan oleh pembelian ETF emas yang turun hingga 46%.
Pembelian emas oleh bank sentral juga turun 7% sepanjang April-Juni. Permintaan emas India yang menjadi penggerak terbesar pasar perhiasan juga melemah 2%.
"Ini menjadi awal yang lemah untuk tahun ini dan itu sebagian besar karena permintaan investasi yang lebih rendah, " kata Alistair Hewitt, Kepala Intelijen Pasar WGC, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/8).
Pelemahan investasi ETF emas, menurut Hewitt, paling tampak di Amerika Serikat (AS) seiring dengan menguatnya perekonomian negara tersebut sehingga investor enggan menyimpan aset dalam bentuk emas. Namun, di Eropa permintaan masih cukup tertopang oleh kisruh politik pada pemilu Italia serta ketidakpastian yang menyelimuti kebijakan Bank Sental Eropa (ECB).
Begitu pun di China, di mana ketegangan perang dagang mendorong minat investasi emas. Terlebih di Iran yang penjualan emas batangan dan koinnya melonjak 202% yoy pasca AS kembali mengenakan sanksi terkait program nuklirnya.
Kendati demikian, WGC mencatat, permintaan perhiasan secara global gagal untuk bangkit dari kejatuhannya sebesar 5,4% sepanjang April-Juni. Hal ini lantaran mata uang negara pembali utama perhiasan seperti China, India, dan Turki melemah sehingga harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli lokal.
Konsumsi perhiasan di India bahkan turun 8% yoy di kuartal kedua menjadi hanya 147,9 ton akibat melemahnya mata uang rupee. Sementara, konsumsi perhiasan China masih lebih tangguh dan berhasil tumbuh 5% menjadi 144,9 ton.
Di sisi lain, suplai emas global bertambah seiring dengan produksi tambang dan daur ulang uyang meningkat. Suplai emas secraa keseluruhan tumbuh 3% yoy menjadi 1.120,2 ton sepanjang kuartal kedua tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News