kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan di lelang sukuk pekan depan diramal masih tinggi, ini sebabnya


Sabtu, 01 Agustus 2020 / 07:35 WIB
Permintaan di lelang sukuk pekan depan diramal masih tinggi, ini sebabnya
ILUSTRASI. Hasil lelang sukuk pekan depan diramal masih punya banyak peminat.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Prospek lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk pekan depan diyakini masih akan banyak dilirik pelaku pasar. Penopang utama tampak dari kondisi likuiditas di pasar yang masih cukup likuid.

Sebagai informasi, Selasa 4 Agustus nanti pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) kembali bakal meluncurkan lelang Sukuk dengan target indikatif Rp 8 triliun. Dimana, sebanyak 5 seri akan ditawarkan pemerintah dalam lelang tersebut.

Baca Juga: Laba Dharma Satya Nusantara naik 163% di semester I-2020, ini pendorongnya

Head of Fixed Income Bank BNI Edy Pramono menilai, lelang sukuk pekan depan diprediksi masih sangat diminati, mengingat kondisi likuiditas pasar masih sangat likuid. Ditambah lagi, hasil Federal Open Market Committe (FOMC) malam tadi menunjukkan tone The Fed yang masih tetap dovish.

"The Fed kemungkinan akan melakukan segala cara untuk mendorong pemulihan ekonomi. Itu juga mengindikasikan bahwa The Fed akan men-support dengan banyak stimulus sehingga meningkatkan risk appetite investor," ungkap Edy kepada Kontan, Kamis (30/7).

Untuk itu, Edy memperkirakan jumlah demand atau penawaran masuk diprediksi tidak akan jauh berbeda dari hasil lelang sukuk sebelumnya yakni di kisaran Rp 40 triliun. Sedangkan untuk potensi serapan dari pemerintah juga masih akan sama dengan lelang sebelumnya, yakni di kisaran Rp 11 triliun.

"Kemungkinan masih sama seperti lelang sebelumnya, mengingat serapan anggaran pemerintah juga masih rendah. Biasanya mulai naik pesat di kuartal IV," tambahnya.

Baca Juga: Laba bersih Jasa Marga (JSMR) anjlok 90,02% jadi Rp 105,73 miliar di semester I-2020

Hal tersebut disebabkan yield atau imbal hasil yang ditawarkan oleh seri-seri tersebut masih sangat menarik, terutama bagi investor jangka panjang seperti dana pensiun, asuransi dan juga investor asing. Apalagi, kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia oleh investor asing dinilai Edy juga mulai kembali meningkat.

Ke depan, Edy menilai untuk tren yield sukuk tenor 14 tahun diprediksi akan berada di kisaran 7,5% -7,6% dan tenor 26 tahun di kisaran 7,65% - 7,80%. Adapun seri tenor yang banyak diincar adalah seri dengan tenor jangka pendek dua tahun dan seri tenor jangka panjang seperti 14 tahun dan 26 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×