Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China selama kuartal III, harga paladium masih menguat hingga akhir penutupan bulan September.
Berdasarkan data Bloomberg, harga paladium kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) per akhir September ditutup pada level US$ 1.073 per metrik ton. Penguatan sebesar 13,45% ini didorong oleh produksi otomotif yang terus meningkat.
Paladium sendiri merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan dalam konverter katalitik mobil untuk membantu mempercepat reaksi kimia, membantu menyaring gas beracun dari knalpot mobil serta mengubahnya menjadi zat yang lebih aman.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, peningkatan harga paladium yang terjadi di penghujung kuartal III sebenarnya hanya sementara. Harga paladium berpotensi terkoreksi di sesi selanjutnya.
"Kemungkinan besar akan melemah lagi karena ada isu perang dagang yang akan kembali mencuat di pertengahan Oktober," ujarnya.
Rencananya, AS akan kembali menerapkan tarif tambahan impor sebesar US$ 267 miliar terhadap produk China. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan lanjutan dari pemerintahan China untuk membalas atau tidak.
Selain itu, isu politik di Italia dan isu kenaikkan suku bunga The Fed di bulan Desember juga akan membuat harga komoditas berguguran.
"Ada kecenderungan di perdagangan LME, komoditas paladium akan kembali terkoreksi, namun tidak terlalu besar. Pelaku pasar masih menunggu keputusan Italia," katanya.
Italia digadang-gadang akan menggunakan mata uangnya sendiri guna memulihkan perekonomiannya. Di sisi lain, munculnya spekulasi kenaikan suku bunga pada Desember 2018 juga membuat pasar cenderung khawatir dan berdampak pada harga palladium.
Akan tetapi, Ibrahim memprediksi pergerakan harga paladium masih relatif aman di penghujung kuartal IV atau akhir tahun ini. Ia memproyeksikan harga paladium dalam rentang US$ 1.120 - US$ 1.025 per metrik ton. "Yang paling dikhawatirkan hanya suku bunga di akhir tahun, sisanya masih bisa terkendali," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News