Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
Fajar menjelaskan, permintaan timah batangan terbesar datang dari China, sehingga covid-19 telah memberikan dampak besar terhadap ekonomi global, sekaligus permintaan.
Harapannya, ketika wabah berakhir Negeri Tirai Bambu tersebut dapat kembali mendorong perekonomiannya dan bakal berpengaruh bagi permintaan timah batangan di pasar komoditas global termasuk BBJ.
Selain faktor menurunnya permintaan China, Covid-19 juga menyerang negara lain seperti Eropa dan Amerka Serikat (AS), sekaligus menekan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kondisi tersebut, diakui Fajat turut berpengaruh pada kondisi pasar fisikt timah batangan di Bursa Berjangka Jakarta.
Baca Juga: Terdampak corona, simak proyeksi analis terhadap kinerja PT Timah (TINS) tahun ini
"Timah batangan merupakan komoditas global, dan akan banyak terpengaruh oleh situasi ekonomi global. Saat ekonomi kontraksi, maka akan sangat berpengaruh terhadap permintaan timah batangan dunia. Ini wajar kalau ekonomi dunia terkoreksi, transaksi juga terkontraksi,” ungkapnya.
Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang menyatakan tetap optimis terhadap prospek pasar fisik timah batangan. "Permintaan pasar global terhadap timah batangan cukup besar. Apa yang terjadi saat ini adalah fenomena sesaat karena situasi ekonomi dunia sedang mengalami kontraksi," ujar Paulus.
Ke depan setelah ekonomi dunia pulih, dia meyakini transaksi pasar fisik timah batangan akan kembali rebound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News