kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Permintaan batubara di Asia masih tinggi


Kamis, 01 September 2016 / 07:52 WIB
Permintaan batubara di Asia masih tinggi


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga batubara menguat, ditopang oleh tingginya permintaan dari sejumlah negara konsumen utama. Meski demikian, analis memandang tren harga batubara dalam jangka panjang masih tetap bearish.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (30/8), harga batubara kontrak pengiriman September 2016 di ICE Futures Exchange melesat 1,56% ke level US$ 68 per metrik ton dibandingkan hari sebelumnya. Sepekan terakhir harga batubara tumbuh 1,79%.

Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures, mengatakan, kenaikan permintaan batubara masih terjadi di negara-negara konsumen utama seperti China, Jepang dan India. Kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik di Filipina, Vietnam, Korea Selatan dan Indonesia juga masih tinggi. Katalis tersebut berhasil menopang harga batubara.

Customs Data China periode Januari-Juli 2016 menyebutkan, impor batubara China naik 6,7% menjadi 129,2 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Sementara impor Jepang bulan Juli 2016 naik 11,4% menjadi 16,33 juta ton.

Dari India, Menteri Energi dan Batubara Piyush Goyal berupaya menggenjot konsumsi batubara secara maksimal untuk pembangkit listrik. "Kalau ada kenaikan permintaan, harga terangkat," kata Wahyu.

Dukungan bagi harga juga datang dari laporan stok batubara AS Juli 2016 yang merosot 12 juta ton menjadi 173 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Belum merata Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures, menambahkan, meski laju harga sedang positif, harga batubara masih dibayangi koreksi.

Pasalnya, permintaan batubara yang naik di Asia tidak sejalan dengan negara maju lain. Ini terlihat dari laporan Energy Information Administration (EIA), ekspor batubara AS menyusut. Per kuartal I-2016 lalu ekspor batubara AS turun 35,6% menjadi 14,2 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

Kenaikan permintaan belum merata dan masih ada upaya negara konsumen mengurangi penggunaan batubara. "Isu lingkungan masih tetap hangat," papar Deddy.

Belum lagi cadangan batubara global mencapai level 890 juta ton saat ini. "Level itu terbilang tinggi, sedangkan permintaan di musim dingin belum terlihat akan membaik," kata Deddy. Namun sepanjang tahun 2016, harga akan terjaga di kisaran US$ 50-US$ 70 per metrik ton.

Sedangkan Kamis (1/9), harga batubara diprediksi bisa naik tipis ke US$ 66,7-US$ 68,5 dan sepekan US$ 66-US$ 69 per metrik ton. Wahyu memprediksi harga hari ini US$ 67,6-US$ 68,48 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×