kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Permintaan baja diproyeksi membaik, Gunung Raja Paksi (GGRP) siap ekspansi


Kamis, 10 Desember 2020 / 16:33 WIB
Permintaan baja diproyeksi membaik, Gunung Raja Paksi (GGRP) siap ekspansi
ILUSTRASI. Pabrik baja PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) optimis permintaan baja akan membaik tahun depan. Salah satu indikatornya adalah industri yang menjadi konsumen utama baja seperti konstruksi dan perdagangan telah menunjukkan pertumbuhan positif di kuartal ketiga 2020.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal ketiga 2020, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor konstruksi tumbuh 5,72%, lebih tinggi dari kuartal kedua yang -7,37%. “Karena sudah tumbuh kami cukup optimis di kuartal keempat dan 2021, prediksi Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) bahwa konsumsi baja akan kembali ke 2019 bisa terpenuhi,” ujar Direktur Gunung Raja Paksi Budi Raharjo Legowo dalam paparan publik yang digelar virtual, Kamis (10/12).

Budi melanjutkan, konsumsi baja di Indonesia di tahun 2019 tercatat mencapai 15,9 juta ton. Sementara di 2020, konsumsi baja menurun menjadi hanya 10 juta ton sampai 11 juta ton  saja.

Berdasarkan data historis, saat krisis 2008 dan 2015, permintaan industri baja domestik menurun seiring dengan penurunan PBD. Dalam kedua krisis tersebut, permintaan baja di tahun berikutnya akan mencapai tingkat yang sama seperti sebelum krisis. Asumsi inilah yang melandasi proyeksi IISIA bahwa konsumsi baja di 2021 akan sama dengan 2019.

Baca Juga: Kinerja Gunung Raja Paksi (GGRP) mulai membaik secara kuartalan

Di kesempatan yang sama, Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, GGRP akan mengoptimalkan efisiensi kinerja dalam masa pandemi, mencari pangsa pasar baru baik domestik dan ekspor. Dalam catatan Kontan.co.id, GGRP cukup ekspansif dalam mencuil pasar ekspor.

Pada Oktober 2020 kemarin, GGRP berhasil memperoleh sertifikasi Los Angeles Department of Building and Safety (LADBS). Keberhasilan tersebut membuka peluang bagi emiten baja ini untuk melakukan ekspor ke Negeri Paman Sam.

Dalam jangka panjang GGRP juga terus mengembangkan nilai investasi. Pria yang akrab disapa Argo ini mengungkapkan GGRP akan menggelontorkan dana investasi sebesar Rp  6,8 triliun untuk tahun 2021-2023 yang mayoritas digunakan untuk ekspansi pabrik.

Baca Juga: Dapatkan sertifikasi Los Angeles, Gunung Raja Paksi (GGRP) berpeluang eskpor ke AS

Salah satu bentuk ekspansi mesin GGRP adalah Light Session Mill (LSM) yang akan meningkatkan level kompetitif GGRP di segmen long product, memproduksi barang secara efisien, meningkatkan produktivitas, dan ramah lingkungan, sehingga akan meningkatkan margin GGRP.

Selain itu, untuk meningkatkan transparansi dan sinergi perusahaan, GGRP juga melakukan transformasi digital yang didukung oleh dua perusahaan teknologi, yakni IBM dan SAP Indonesia. Pekerjaan ini ditargetkan akan selesai pada kuartal ketiga 2021, sehingga nantinya akan menciptakan standardisasi proses dan mekanisme pada kinerja yang terstruktur dan transparan.

Meski tahun depan permintaan baja berpotensi membaik, GGRP tetap mewaspadai ketidakpastian ekonomi global dikarenakan pandemi Covid 19 dan ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS). Budi mengatakan, GGRP akan terus memperhatikan fluktuasi nilai tukar dolar AS dan selalu melakukan pengawasan lindung nilai yang diperlukan seiring dengan impor bahan baku. Selain itu, GGRP juga memastikan  arus kas dan likuiditas tetap lancar.

GGRP membukukan pendapatan senilai US$ 467,48 juta per kuartal ketiga 2020. Realisasi ini menurun 23% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 610,91 juta.

Baca Juga: Hingga Juni, GGRP sudah penuhi separuh target penjualan baja tahun ini

Perusahaan produsen baja ini pun membukukan kerugian bersih periode berjalan senilai US$ 14,95 juta. Capaian ini berbanding terbalik dari realisasi bottom line GGRP di periode yang sama tahun sebelumnya yang masih membukukan laba bersih senilai US$ 3,1 juta.

Hingga akhir tahun, Budi memproyeksikan GGRP masih akan membukukan kerugian. Hanya saja, perkiraan rugi bersih ini akan lebih rendah dari rugi bersih di 2019 yang sebesar US$ 12,53 juta . “Walaupun di tahun 2020 ada Covid-19, karena ada efisiensi di segala sisi, perkiraan kerugian di bawah US$ 10 juta,” pungkas Budi.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) targetkan penjualan baja mencapai 1 juta ton di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×