Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai sentimen positif terus membalut pergerakan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI). Meski belum berhasil melampaui level tertinggi bulan September lalu, tetapi komoditas energi ini kembali bergerak masuk ke level US$ 52.00 per barel. Meningkatnya permintaan dari kawasan Asia menjadi penopang harga.
Mengutip Bloomberg, Senin (23/10) pukul 18.45 WIB, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Desember 2017 naik 0,48% ke level US$ 52,09 per barel. Sepekan sebelumnya, harga minyak terkoreksi sekitar 0,1%.
“Sentimen terbaru datang dari kenaikan permintaan di Asia,” ujar Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures, Senin (23/10)
Di tengah pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan beberapa negara penghasil minyak lainnya, permintaan dari China dan India justru meningkat. Selama Januari-September, permintaan minyak dari China mencapai 8,5 juta barel per hari. Sedangkan dari India, pada September permintaannya menembus rekor 4,83 juta per hari.
Hal serupa juga diungkapkan Nizar Hilmy, Analis PT Soe Gee Futures. Ia menguraikan, pada bulan September, impor minyak mentah dari China telah meningkat 13% ke level 9,04 juta barel per hari. Namun jika dilihat sejak awal tahun, kenaikannya menyentuh kisaran 12,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Kenaikan yang double digit ini menopang harga,” imbuhnya.
Masih dari kawasan Asia, lanjut Nizar, penopang harga minyak lainnya berasal dari ketegangan antara Kurdi, Irak dan Turki. Akibat kondisi tersebut dikhawatirkan pasokan minyak global akan berkurang. Dalam sehari ladang minyak Kurdi bisa menghasilkan 500.000-600.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News