Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi mengubah hidup masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk dalam penyimpanan file atau dokumen. Melihat hal ini, PT Perma Plasindo Tbk (BINO) mengembangkan solusi filing elektronik melalui produk barunya, Bantex Hybrid e-Filing.
"Salah satu inisiatif kami sebenarnya untuk terus mengikuti tren," ujar Direktur Utama Perma Pasindo Kristanto Widjaja kepada Kontan.co.id.
Bantex Hybrid e-Filing adalah filing system yang menggabungkan akses file fisik dan file digital dalam satu platform, bisa diakses dari mana saja, ter-enkripsi dan aman. Adapun produk yang mulai dikonsep sejak tahun 2020 itu digarap oleh Entitas Anak, yaitu BINO Digital Soluon Pte Ltd bekerjasama dengan PT SSCX Teknovasi Prima dan Sircured Pte Ltd Singapura.
Kristanto mengatakan, belum ada perusahaan yang memiliki fokus filing system secara hybrid. Kebanyakan hanya menyediakan filing system secara fisik saja atau digital saja. Oleh karenanya, peluang dalam bisnis ini masih besar. BINO pun menyisihkan Rp 2,55 miliar dari dana initial public offering (IPO) untuk pengembangan Bantex Hybrid e-Filing.
Baca Juga: Fakta-Fakta IPO 2021, Banyak Rekor Tercipta tapi Risiko Investasinya Lumayan Tinggi
Pada tahap awal, Bantex Hybrid e-Filing mengincar pasar UMKM mengingat jumlahnya yang besar. Di sisi lain, UMKM biasanya memiliki dokumen yang cukup banyak, walau memang tidak semasif korporasi. Adapun pasar lain yang disasar adalah personal filing, student (pelajar), dan institusi pendidikan/ sekolah. Hingga nantinya, BINO berharap Bantex Hybrid e-Filing bisa digunakan oleh korporasi seiring dengan sistem dan fitur yang akan terus berkembang.
Saat ini, Bantex Hybrid e-Filing masih dalam tahap soft launching dan produk sudah bisa di-download dan digunakan. Apabila berjalan sesuai rencana, Bantex Hybrid e-Filing akan melakukan grand launching pada kuartal pertama 2022.
Kendati ada produk baru yang dirilis, Kristanto melihat kontribusinya pada pendapatan BINO belum akan signifikan. Mengingat sebagai awalan, BINO tidak mengincar kontribusi pendapatan dari Bantex Hybrid e-Filing, akan tetapi lebih terfokus untuk menggaet pelanggan.
"Tahun pertama bayangan saya bisa dapat 20.000 hingga 30.000 pelanggan," kata Kristanto kepada Kontan.co.id. Dia memperkirakan, kontribusi Bantex Hybrid e-Filing terhadap pendapatan baru mulai terasa signifikan di sekitar tahun ketiga hingga kelima.
Baca Juga: Saham Perma Plasindo (BINO) melesat 21,01% pada perdagangan perdananya
Asal tahu saja, sebagai langkah awal Bantex Hybrid e-Filing akan dipasarkan sebagai produk Freemieum di mana pelanggan dapat menggunakan aplikasi secara gratis dengan fasilitas penyimpanan cloud paling minimum. Selanjutnya, dengan membeli produk-produk fisik Bantex, seperti folders, ordner dan lain-lain, pelanggan akan mendapatkan tambahan penyimpanan cloud secara gratis. Jika pelanggan memerlukan penyimpanan tambahan, Bantex Hybrid e-Filing akan menyediakan paket langganan bulanan dan tahunan yang harganya sesuai dengan kapasitas penyimpanan dan jangka waktu langganan.
Walau belum mendapat kontribusi dari produk barunya, BINO memperkirakan omzet di tahun 2022 akan lebih baik dibanding tahun lalu. Optimisme ini ditopang oleh sifat kebutuhan masyarakat terhadap alat tulis beriringan dengan menggeliatnya aktivitas bisnis.
Kristanto pun berpendapat, Omicron memang masih membayangi di tahun 2022, akan tetapi diharapkan varian baru itu tidak menimbulkan efek separah varian sebelumnya. Sehingga, masyarakat masih bisa melanjutkan aktivitas berdampingan dengan pandemi secara aman.
Mempertimbangkan permintaan akan alat tulis yang akan membaik ke depan, ketersediaan barang di pasar menjadi hal yang penting. Oleh karenanya, di tahun ini BINO memastikan ketersediaan barang di pasar akan terjaga. Adapun salah satu penggunaan dana IPO juga ditujukan untuk menjaga kelancaran ketersediaan barang, yakni membangun gudang distribusi.
BINO percaya diri omzet di tahun 2022 bisa mendekati omzet tahun 2019 ketika Covid-19 belum menyebar. "Omzet akan naik 25% hingga akhir tahun. Itu 5% di bawah tahun 2019 sebelum Covid," kata Kristanto. Adapun laba bersihnya diperkirakan bisa terkerek 60% sepanjang tahun 2022 ini.
Selain meluncurkan Bantex Hybrid e-Filing, BINO juga tetap berinovasi dengan produk-produk fisiknya. Menurut manajemen BINO, keperluan alat tulis secara fisik tidak mungkin ditinggalkan atau beralih ke digital secara sepenuhnya. Apalagi ekosistem di Indonesia untuk menuju digitalisasi secara penuh dinilai belum mendukung.
Baca Juga: Resmi melantai di bursa, begini rencana ekspansi Perma Plasindo (BINO)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News