Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang usaha memproduksi dan mendistribusikan alat tulis kantor merk Bantex yakni PT Perma Plasindo Tbk (BINO) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (24/11).
BINO menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau Inial Public Offering (IPO) dengan melepas sejumlah 435.000.000 saham. Besaran saham itu setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga Rp 138 per saham. Dengan demikian, BINO meraih dana segar Rp 60,03 miliar dari hajatan IPO tersebut.
Perma Plasindo menunjuk PT Indo Capita l Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek kemudian PT Semesta Indovest Sekuritas dan Phillip Sekuritas Indonesia sebagai pelaksana emisi efek.
Kristanto Widjaja, Direktur Utama PT Perma Pasindo Tbk mengatakan, di tengah perkembangan dunia teknologi saat ini, perseroan melihat peluang untuk mengembangkan solusi elektronik filing.
Baca Juga: 15 Calon emiten akan IPO dengan potensi dana Rp 33,3 triliun, simak daya serap pasar
Ia menjelaskan Bantex Hybrid e-Filing adalah filing system satu-satunya di dunia yang menggabungkan akses file fisik dan file digital dalam satu platform, bisa diakses dari mana saja, ter-enkripsi dan aman.
Solusi ini dikembangkan oleh Entas Anak, yaitu BINO Digital Soluon Pte. Ltd. bekerjasama dengan PT SSCX Teknovasi Prima dan Sircured Pte. Ltd. Singapura. Bantex Hybrid e-filing ini diperkirakan akan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan rata-rata pendapatan sekitar 14% dalam beberapa tahun kedepan, dengan fokus awal menggarap perusahaan UMKM dan personal filing, sebelum merambah ke corporate pada tahapan berikutnya.
Berdasarkan data Kemenkop UKM, hingga Agustus 2021 sebanyak 15.3 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah masuk ke platform digital, realisasi tersebut telah melampaui target Pemerintah pada tahun ini.
Kristanto memaparkan hal tersebut menunjukan adanya peningkatan literasi digital oleh sektor UMKM yang diperkirakan akan berkontribusi terhadap pertumbuhan GDP Nasional. Melihat trend digitalisasi yang bertumbuh pesat pada sektor ini, BANTEX Hybrid e-filing akan menjadi jawaban atas kebutuhan ini, dan sekaligus menjamin keberlangsungan usaha yang semakin solid ke depannya.
“Banyak orang berpendapat bahwa stationery adalah sunset industry, namun kami meyakini bahwa kebutuhan staonery dak akan pernah hilang atau tergantikan oleh digital sepenuhnya. Perangkat digital akan menjadi pelengkap yang dak terpisahkan untuk semua staonery yang selama ini kita gunakan, seperti kertas, ballpoint, stapler, perforator, dan lainnya,” papar Kristanto, Kamis (24/11).
Ia bilang, khusus untuk filing produk, untuk penyimpanan dokumen masih banyak perlu menyimpan dokumen penting secara fisik, seperti akta perusahaan, kepemilikan asset, dokumen kontrak, yang harus disimpan selama bertahun-tahun sesuai tuntutan Undang-Undang.
Baca Juga: Patok harga penawaran Rp 138 per saham, Perma Plasindo incar dana IPO Rp 60,03 miliar
Menurutnya solusi yang tersedia dari para pemain besar digital sementara ini hanya mengelola dokumen secara digital saja, dan tidak memikirkan kaitan dengan dokumen fisiknya.
“Sementara konteks saat ini, kita perlu tools yang bisa membantu untuk menemukan dokumen tersebut apabila diperlukan, baik untuk dibaca dan diketahui isinya, ataupun apabila diperlukan dokumen fisiknya. Bantex Hybrid e -filing adalah jawaban atas hal tersebut,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News