Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) makin gesit melebarkan segmentasinya ke bisnis alat kesehatan. Pada Senin (9/9) INAF baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Korea Selatan bernama Korean Medical Devices Support Center (KMD Indonesia).
Asal tahu saja, KMD Indonesia merupakan perusahaan perwakilan asosiasi perangkat medis Korea Selatan di Indonesia untuk Korea Medical Devices Industrial Cooperative Association (KMDICA) yang kantornya berpusat di Korea Selatan. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Utama PT Indofarma Tbk Arief Pramuhanto dan Direktur KMD Indonesia Shin Sung Ho.
Tujuan dari penandatanganan nota kesepahaman ini untuk menjajaki kemitraan usaha dalam rangka pemasaran, penjualan, distribusi dan produksi perakitan produk electromedical equipment di Indonesia.
Beberapa alat kesehatan yang akan dijajaki adalah Extracorporeal Shock Wave Lithostripsy, Prevention Deep Vein Tromossis, Biopsi kanker payudara, Rehab medik fisioterapi exercise, Injector filling anti aging, dan body composition analyser (body impeden analysis).
Baca Juga: Asabri Kembali Lepas Portofolio, Kali Ini Giliran Saham INAF yang dijual
Direktur Keuangan PT Indofarma Tbk Herry Triyatno menyatakan lewat kerjasama ini ditambah produk-produk lainnya yang sedang direncanakan untuk diluncurkan ke pasar awal 2020, INAF berani menargetkan penjualan alat kesehatan pada tahun depan bisa tumbuh pesat.
“Indofarma berani menargetkan bisnis ini bisa tumbuh mencapai Rp 90 miliar atau tumbuh 10 kali lipat dari tahun sebelumnya,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9).
Herry menjelaskan lingkup kerjasama ini mencakup dua tahapan. Tahap pertama kerjasama pemasaran dan distribusi, tahap kedua baru dilakukan proses assembling produk atau lokalisasi produk yang diterima baik di tahap pertama.
Herry menyatakan pemasaran distribusi kerjasama ini ditargetkan akan dilaksanakan pada Oktober 2019 dilanjutkan dengan pipelining produk yang baru dimulai pada bulan berikutnya yakni November 2019.
Herry menjelaskan investasi Indofarma dalam skema kerjasama tersebut adalah penyediaan tim marketing di daerah-daerah pemasaran secara nasional dan operasional kegiatan promosi tim di lapangan.
Selanjutnya untuk investasi fasilitas assembling produk dilakukan pada tahap kedua di tahun depan yakni 2020 hingga 2021 tidak besar. Herry bilang investasi pada kerjasama ini hanya untuk pembiayaan renovasi terkait utilisasi gedung yang ada dengan menyesuaikan spesifikasi produk. Jadi angkanya belum bisa disebutkan.
Baca Juga: Pembentukan holding BUMN farmasi molor, hingga saat ini belum terealisasi
Asal tahu saja, segmen usaha alat kesehatan dan produk lainnya merupakan diversifikasi usaha yang dijalankan anak usaha INAF yakni PT Indofarma Global Medika. Produk di segmen alat kesehatan ini meningkat dari tahun ke tahun, pada 2017 INAF punya 36 produk alat kesehatan dan 2018 meningkat menjadi 58 alat kesehatan.
Dalam komposisi portofolio, walaupun obat generik masih mendominasi dengan persentase mencapai 57,14% segmentasi di bisnis alat kesehatan mampu berkontribusi sebesar 25,11% ke penjualan bersih konsolidasi.
Kontribusi alat kesehatan bisa cukup besar ke pendapatan karena INAF memperoleh persetujuan izin edar produk baru di 2018 mencapai 22 item. Bisnis di kelompok produk Alat Kesehatan mengalami pertumbuhan jumlah yang cukup signifikan.
Strategi diferensiasi produk ini mencakup upaya peningkatan pada produk-produk alat kesehatan, seperti rapid diagnostic test, hospital furniture, electro medical equipment serta alat kesehatan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News