Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Khomarul Hidayat
Kedua, obligasi pemerintah dengan yield menarik turut menjadi faktor penopang penguatan rupiah.
Melansir laman resmi Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), yield seri FR0082 dengan tenor 10 tahun berada di 6,64%. Dengan yield yang menarik rupiah akan menjadi bidikan bagi para pelaku pasar.
Baca Juga: Rupiah terus menguat terhadap dolar AS, ini penjelasan Gubernur BI
“Artinya minat investor terhadap instrumen ini menjadi tinggi,” kata Alwi.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menambahkan penguatan rupiah didorong juga keputusan BI yang tidak mengubah suku bunga acuan tetap di level 5%. BI juga menetapkan suku bunga deposit facility sebesar 4,25%, dan suku bunga lending facility sebesar 5,75%.
“Suku bunga acuan rendah menjadi angin segar bagi pelaku pasar,” kata Ahmad.
Pekan depan, kedua analis optimistis rupiah masih akan menguat lagi. Ahmad memproyeksikan rupiah akan berada direntang Rp 13.530 hingga Rp 13.690 per dolar AS.
Sedangkan, Alwi menebak, rupiah akan bergerak direntang Rp 13.490 hingga Rp 13.640 per dolar AS di pekan depan.
Baca Juga: Ini penyebab rupiah semakin perkasa di akhir pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News