Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG hari ini (1/10) diperkirakan telah jenuh jual, sehingga peluang penguatan terjadi. Rabu (30/9), IHSG melemah 0,19% di 4.870,04.
Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas menjelaskan, secara teknikal IHSG hari ini masih berpotensi bergerak bearish mendekati area support di sekitar 4.816. Indikator stochastic bergerak bullish momentum setelah golden-cross dengan indikator MACD yang undevalue dan histogramnya bergerak menuju area positif.
Baca Juga: Begini rekomendasi analis untuk saham-saham indeks LQ45
Indikator MFI bullish reversal dengan indikator RSI yang mulai terlihat menjenuh. Sehingga secara teknikal IHSG hari ini (1/10) berpotensi menguat setelah melakukan pengujian support resistance 4.816 - 4.970. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; AALI, BNGA, INDF, IMJS, TINS, TLKM.
Pada Rabu (30/9), IHSG ditutup turun 0,19% ke level 4.870,04. Saham-saham ektor aneka industri turun 1,69% dan infrastruktur turun 1,28% hingga menekan pergerakan IHSG kemarin.
Meskipun saham-saham di sektor industri dasar naik 1,86% dan pertanian menguat 1,34%. Investor pesimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berpotensi resesi dan aksi rebalancing portofolio investor untuk kuartal ketiga menjadi faktor utama.
Investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 481,83 miliar dengan saham TLKM dan BMRI yang menjadi top net sell value.
Baca Juga: Rupiah berpotensi melanjutkan penguatan tipis pada perdagangan esok
Lanjar mengatakan, setelah debat presiden Amerika Serikat (AS) yang sengit menyoroti risiko pemungutan suara yang diperebutkan pada bulan November 2020. Data indeks pertumbuhan sektor manufaktur China naik melebihi ekspektasi untuk NBS dan turun tipis untuk Caixin.
Data tersebut yang menjadi faktor pelemahan pada indeks saham China di tengah pelemahan signifikan indeks saham di Jepang. Lanjar menyebut, investor global terus memantau berita tentang vaksin virus corona dan pembicaraan Washington untuk paket stimulus baru yang akan mencapai titik kritis minggu ini.
Investor juga terus mencermati hasil debat presiden Amerika yang cenderung sengit guna mendapatkan arah kebijakan nantinya di negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Baca Juga: Saham-saham ini ketiban untung bila omnibus law disahkan
Selanjutnya, Lanjar mengatakan, fokus investor akan berkembang ke konferensi ECB, laporan stok persediaan minyak mentah dan ketenagakerjaan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News