Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak mengalami koreksi ke level US$ 49.000 pada 5 Agustus, Bitcoin (BTC) mulai menunjukkan tanda-tanda rebound pada 8 Agustus. Namun, pergerakan ini beberapa kali terhenti di garis moving average (MA) 50 atau zona resistensi di US$ 62.000.
Sepanjang minggu terakhir, Bitcoin berfluktuasi antara US$ 57.000 hingga US$ 61.000, mencerminkan ketidakpastian pasar. Pada Selasa (20/8) pukul 14.10 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 60.911.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan bahwa secara teknikal momentum bullish BTC memiliki potensi untuk mencapai level US$ 64.000. Dengan catatan, jika BTC berhasil melewati MA-50 yang berada di sekitar level US$ 61.000.
"Sebaliknya, jika support di US$ 57.000 ditembus, BTC dapat kembali ke level terendah bulan ini di US$ 49.000," tulisnya dalam riset, Selasa (20/8).
Di sisi lain, ETF Bitcoin Spot mencatatkan total net inflow sebesar US$ 32,4 juta pada minggu lalu. Produk ini mencatatkan empat hari positif dari lima hari perdagangan, dengan satu-satunya arus keluar bersih harian mencapai US$ 81,4 juta pada 14 Agustus.
Baca Juga: Pencurian Kripto dan Ransomware Makin Liar, Ini Tips Investasi Bitcoin Supaya Aman
Sementara itu, ETF Ethereum Spot mencatatkan total net outflow sebesar US$ 14,16 juta pekan lalu, setelah sebelumnya sempat menutup pekan dengan total net inflow sebesar US$ 104,76 juta.
Dengan pergerakan BTC yang cenderung sideways sepanjang sepekan terakhir, altcoin mengalami momentum positif. Beberapa altcoin dengan kenaikan tertinggi dalam sepekan terakhir adalah ThorChain (RUNE) yang naik 25,12% menjadi US$ 3,90, Aave (AAVE) yang menguat 22,90% menjadi US$ 111, dan Fantom (FTM) yang naik 18,72% menjadi US$ 0,389.
Panji menyebutkan, pekan ini pasar kripto bersiap menghadapi serangkaian peristiwa penting yang berpotensi mempengaruhi pasar keuangan tradisional dan aset kripto.
Pekan ini dimulai dengan pidato dari Gubernur Fed Christopher Waller pada Senin (19/8) diikuti oleh komentar Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic dan Wakil Ketua Pengawasan Fed Michael Barr pada Selasa (20/8/2024). Namun, fokus utama adalah pidato Jerome Powell pada Jumat (23/8) yang kemungkinan komentarnya akan memberikan panduan tentang keputusan suku bunga Fed di masa mendatang.
“Risalah FOMC yang dijadwalkan dirilis pada Rabu (21/8) menjadi sorotan karena berpotensi memberikan sinyal tentang rencana masa depan Fed," kata Panji.
Baca Juga: Satgas PASTI Blokir 65 Tawaran Investasi Ilegal Selama Juni–Juli 2024
Selain itu, data terbaru dari 1 Agustus, termasuk angka inflasi bulan Juli yang lebih rendah dari perkiraan, menunjukkan bahwa tekanan harga mungkin mulai mereda. Hal ini memicu spekulasi bahwa Fed mungkin mempertimbangkan penurunan suku bunga secepatnya pada bulan September.
Menurut data pasar dari CME FedWatch Tool, ada peluang 75% bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25bps bulan depan.
Para investor juga menantikan data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang akan dirilis di akhir bulan. Data ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang tren inflasi.
"Peristiwa-peristiwa minggu ini diperkirakan akan mempengaruhi tidak hanya pasar kripto, tetapi juga pasar keuangan secara keseluruhan, karena investor bereaksi terhadap perubahan kebijakan Fed," tutup Panji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News