Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat melemah, harga batubara menguat pada penutupan perdagangan Jumat (22/2). Pekan depan, harga batubara diperkirakan akan bergerak terbatas.
Mengutip Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 berada di level US$ 93,80 per metrik ton, Jumat (22/2). Angka ini naik 0,05% dari hari sebelumnya. Sementara sepekan, harga batubara naik 2,51%.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, ada beberapa sentimen yang mempengaruhi menguatnya harga batubara. Dia bilang faktor utama yakni dilarangnya impor batubara Australia berlabuh di pelabuhan Dalian, China. "Jadi perusahaan produsen batubara di Australia dilarang menyender di pelabuhan di China. Hal ini tentu mencemaskan pasar," ucap Ibrahim kepada KONTAN, Minggu (24/2).
Namun, Ibrahim mencatat, harga batubara sudah pernah menyentuh level terendah di pekan lalu. Sehingga harga batubara pun kembali menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kemudian, harga menguat karena hasil negosiasi perwakilan Amerika Serikat dan China yang berjalan lancar. Sehingga ada kepercayaan pasar bahwa penyelesaian perang dagang akan berakhir positif.
Hanya saja, Ibrahim pesimistis harga batubara akan melanjutkan penguatan di pekan depan. Sebab, Presiden AS Donald Trump hanya melakukan negosiasi yang bisa jadi menguntungkan pihak AS saja. "Ditambah pelambatan ekonomi yang membuat permintaan batubara akan menurun," pungkasnya.
Senin pekan depan, Ibrahim memperkirakan harga batubara masih akan bergerak terbatas. Kalaupun menguat, terbatas dan kalaupun melemah juga terbatas. Untuk Senin (25/2), harga batubara diproyeksikan berkisar US$ 93,75 sampai US$ 95,60 per metrik ton. Dan sepekan mendatang, harga batubara bergerak di rentang US$ 92,80 sampai US$ 96,00 per metrik ton.
Secara teknikal, indikator bollinger band dan garis moving average (MA) berada 30% di atas bollinger bawah. Kemudian indikator stochastic dan MACD wait and see. Dan indikator RSI 60% negatif. Ibrahim masih merekomendasikan wait and see hingga keputusan negosiasi perdagangan AS dengan China pada 1 Maret 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News