Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Harga minyak menguat merespon pernyataan Trump yang berharap Arab Saudi dan Rusia memangkas produksi hingga 10-15 juta barel. Akan tetapi, sejauh ini pertemuan di antara ketiganya masih belum berlangsung.
Sehingga harga minyak berpotensi tertekan ke depan. Indeks bursa global pun juga memungkinkan terpengaruh karenanya.
Sekadar informasi, di tengah pasar global yang terkoreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menguat ke level Rp 4.623,43 atau 1,71% pada penutupan perdagangan, Jumat (3/04).
Baca Juga: Lima saham yang melantai di 2019 jadi saham gocap
Nico menjelaskan, peguatan IHSG ini terjadi karena pasar merespon positif harga harga saham yang saat ini undervalued,
"Ini yang membuat para pelaku pasar dan investor sebetulnya mulai melakukan akumulasi beli," imbuhnya. Menurut Nico, penguatan ini menjadi pertanda baik, sebab pasar meyakini bahwa saham-saham yang undervalued sudah bisa masuk di tengah kondisi yang masih wait and see.
Adapun investor yang mulai masuk pasar menggunakan strategi jangka menengah hingga panjang mengingat sejauh ini volatilitas IHSG masih cukup tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News