Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Vinko memandang fenomena pesatnya kinerja saham ADRO dapat disebabkan dua faktor. Pertama, kenaikan harga komoditas batu bara sebagai dampak lanjutan dari memanasnya konflik di Timur Tengah dan proyeksi pertumbuhan industri di China yang bagus.
Kedua, adanya rencana spin-off PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) secara efektif dapat dipandang menjadi langkah krusial grup Adaro untuk melepaskan bisnis tambang batu bara dan beralih ke bisnis energi bersih dan terbarukan secara penuh.
Menurutnya, IDX Value30 biasanya dicermati oleh para investor jangka panjang yang fokus pada saham dengan valuasi yang menarik. Banyak pelaku pasar menganggap indeks ini sebagai acuan untuk memilih saham-saham dengan potensi upside yang lebih besar, namun dengan risiko yang relatif terukur.
Investor institusional juga dapat memanfaatkan IDX Value30 sebagai bagian dari strategi alokasi aset mereka, terutama di diversifikasi sektor-sektor yang defensif seperti sektor industri non siklikal dan konsumsi.
Baca Juga: IHSG Menguat di Awal Pekan, Cek Saham yang Banyak Diborong
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menerangkan kenaikan performa IDX Value30 dipicu oleh kinerja solid emiten-emiten yang tergabung dalam indeks ini, khususnya di sektor ekspor dan infrastruktur.
Sentimen pasar yang positif didorong oleh pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan aliran modal asing juga berkontribusi terhadap lonjakan ini.
"Prospek pertumbuhan hingga akhir tahun masih optimis, didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas politik dan kebijakan yang mendukung, serta potensi pengembangan di sektor teknologi dan energi terbarukan," ujar Hendra kepada Kontan, Rabu (9/10).
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji menjelaskan IDX Value30 memiliki valuasi yang menarik dan tingkat likuditas yang bagus. Jadi wajar apabila performa indeks ini bisa meningkat dua digit dibandingkan indeks lainnya.
"Indeks ini yang paling dijagokan untuk para investor berinvestasi," jelas Nafan kepada Kontan, Rabu (9/10).
Performa indeks ini juga didorong oleh sentimen kebijakan pelonggaran moneter dari sejumlah Bank Sentral, yang pada akhirnya meningkatkan likuditas di pasar modal khususnya IDX Value30.
Baca Juga: IHSG Naik Tipis, Saham-Saham Ini Banyak Diborong Asing di Awal Pekan
"Diperkirakan tetap tumbuh positif hingga akhir tahun karena adanya pemangkasan suku bunga acuan yang berlanjut. The Fed misalnya akan terus menerapkan kebijakan pelonggaran moneter pada November dan Desember 2024," tuturnya.
Ditambah lagi investor suka dengan emiten yang tergabung IDX Value30 karena memiliki kinerja fundamental solid, baik dari sisi top line dan bottom line serta rajin membagikan dividen.
"Jadi wajar saja mendapatkan apresiasi positif dari investor," tutupnya.
Hendra merekomendasikan untuk buy saham PGAS dengan target harga Rp 1.570 per saham. Kemudian, ia merekomendasikan untuk mencermati saham TKIM dan PTBA dengan target harga masing-masing Rp 8.000 dan Rp 3.200 per saham.