kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Performa Aset Kripto Diprediksi Semakin Berkilau Pada 2022


Rabu, 29 Desember 2021 / 17:11 WIB
Performa Aset Kripto Diprediksi Semakin Berkilau Pada 2022
ILUSTRASI. Performa Aset Kripto Diprediksi Semakin Berkilau Pada 2022


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Banyak fenomena mengenai aset kripto yang terjadi dalam kurun 2021 ini. Di tahun depan, tentunya performa aset kripto diharapkan akan lebih baik lagi dengan adanya ekosistem terbaru. 

CEO Indodax Oscar Darmawan memprediksi bahwa di tahun 2022 akan ada suatu ekosistem baru setelah di tahun 2020 ada DeFi dan di tahun 2021 ada hype NFT dan juga Metaverse. Tentunya, ekosistem ini juga tidak akan ditinggalkan, meskipun ekosistem yang baru terbentuk. 

Tidak hanya perihal ekosistem, setelah adanya pergerakan dari negara El Salvador yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, tentu akan ada negara lainnya yang menyusul.

Di tahun ini, Bitcoin menjadi semakin mainstream. Oscar melihat orang awam yang biasanya tidak tahu apa itu bitcoin, menjadi mulai mendengar dan mulai aware soal bitcoin. Tidak hanya itu, Bitcoin pun juga sudah digunakan sebagai devisa negara dan juga masuknya institusi investor. 

Baca Juga: Pasar Kripto Merah, Harga Bitcoin Terjungkal ke Bawah US$ 50.000

"Dulu negara belum pernah sama sekali mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa. Namun di tahun ini, negara El Salvador yang kabarnya nantinya juga akan diikuti oleh negara Amerika Selatan lainnya yang selama ini terikat dengan Dollar USD mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa negaranya,” kata Oscar Darmawan, saat menjadi pembicara dalam acara Indodax Room Special Edition Nataru seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (29/12).

Perihal IMF yang cukup banyak memberikan statement menentang Bitcoin, Oscar merasa bahwa di 2022 market sudah kebal dan pendapat IMF yang kadang cukup menantang kripto bukanlah sesuatu yang bisa benar-benar menggerakkan market.

Menurut OScar, Bitcoin sudah sering dinyatakan mati dari sejak kemunculannya. Karena itu, ia mengira statement IMF yang bertentangan dengan eksistensi kripto tidak akan begitu pengaruh. Menurutnya, yang akan cukup berpengaruh adalah bagaimana negara akan membuat bitcoin sebagai devisa atau tidak.

Baca Juga: Melonjak 35%, Harga Shiba Inu Siap Terbang Tinggi?

"Kita juga bisa melihat bahwa Institusi juga sudah terjun dan gelombangnya cukup besar. Jika harga turun institusi akan memborong. Jika hal ini dilakukan terus menerus lama-lama supply bitcoin akan terus menipis,” ujar Oscar.

Meneropong harga "kakeknya aset kripto" pada bulan Januari 2021, Bitcoin berada di angka 500 juta rupiah sementara berdasarkan catatan market Indodax pada 28 Desember 2021, Bitcoin sudah menyentuh angka 737 juta.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×