kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbaiki kinerja, KRAS mati-matian efisiensi


Senin, 03 November 2014 / 20:28 WIB
Perbaiki kinerja, KRAS mati-matian efisiensi
ILUSTRASI. Praktis, Ini 4 Cara Cetak Kartu BPJS Kesehatan Online via Website sampai Aplikasi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menyelesaikan lebih dari separuh atas pembangunan pabrik blast furnace. Ini merupakan salah satu upaya perseroan untuk menghemat biaya operasional yang selama ini menggerogoti cuan.

Irvan K Hakim, Direktur Utama KRAS mengatakan, proses pembangunan fisik pabrik Bbast furnace sudah 62,4%. Diharapkan, pabrik ini kelar dibangun pada kuartal III tahun depan. Ia mengklaim, pabrik ini bisa menurunkan konsumsi energi listrik untuk pembuatan baja slab. 

"Pabrik Blast Furnace akan mampu menurunkan beban konsumsi listrik hingga 50% dibandingkan pola konvensional yang dilakukan sekarang," ujarnya.

Berdasarkan hitungannya, setiap 100 kilowatt hour (kwh) per ton penurunan konsumsi listrik akan berimbas pada penurunan beban biaya produksi hingga US$ 10 per ton dengan tarif listrik terbaru.  

Perseroan juga tengah merampungkan pembangunan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) berkapasitas 120 mega watt (MW). Power plant ini ditargetkan sudah beroperasi akhir tahun 2014. Saat ini, perseroan melakukan uji kinerja (performance test). 

Selanjutnya, upaya efisiensi juga dilakukan dengan mengonversi boiler 400 MW yang saat ini berbasis gas menjadi batubara. Program konversi energi ini akan dilakukan dengan konversi tahap awal 2x80 MW yang dimulai tahun ini.  

Efisiensi dinilai sangat perlu dilakukan mengingat sejumlah tantangan yang menghadang industri baja. Tantangan yang dimaksud antara lain tingginya kenaikan harga energi, fluktuasi harga bahan baku serta harga produk jadi, pelemahan rupiah, dan membanjirnya produk baja impor.

Dengan demikian, peningkatan efisiensi dan meningkatkan daya saing dinilai perlu dilakukan guna mendongkrak laba. Kinerja KRAS per akhir September 2014 kian terpuruk. Pendapatan emiten pelat merah ini longsor dari US$ 1,57 miliar menjadi US$ 1,36 miliar. 

Sejumlah beban pun membengkak, seperti beban umum dan administrasi yang naik 21,17% menjadi US$ 86,88 juta. Beban lain-lain perseroan juga naik dari US$ 2,48 juta menjadi US$ 1,14 juta. 

Perseroan juga menanggung rugi dari sejumlah entitas asosiasi yang nilainya mencapai US$ 48,91 juta. Alhasil, rugi bersih perseroan kian menggunung yaitu dari US$ 10,09 juta menjadi US$ 117,47 juta. Tidak heran, jika manajemen KRAS mati-matian untuk melakukan efisiensi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×