Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham bangkit dari zona gocap (Rp 50) sepanjang 2021. Setidaknya ada 15 saham yang beranjak dari level terendah saham tersebut.
Salah satu yang melejit adalah saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), yang pada awal tahun 2020 masih berada di zona gocap, namun pada akhir tahun 2021, saham ini sudah berada di level Rp 374.
Ada pula saham PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) yang pada akhir tahun 2021 berada di level Rp 95, PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) di level Rp 246, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) di level Rp 197, dan PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) yang berada di level Rp 104.
Saham emiten lain juga terpantau beranjak dari zona gocap sepanjang tahun lalu, yakni saham PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) di level Rp 62, PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) di level Rp 65, dan saham PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS) di level Rp 97.
Baca Juga: Ini Sektor dan Saham yang Berpotensi Diburu Asing pada Tahun Ini
Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, sejumlah saham bangkit dari zona gocap seiring torehan earning per share (EPS) yang positif, diantaranya yaitu AYLS, CPRO, GZCO, LMAS, dan LEAD.
Namun, ada juga saham yang bangkit bukan karena aspek fundamental yang membaik. “Untuk BIMA, SATU, dan BAPA, EPS kuartal ketiga 2021 dan juga secara year-to-date (ytd) masih negatif, sehingga (bangkitnya dari zona Rp 50) sepertinya bukan karena fundamental yang membaik,” terang Budi kepada Kontan.co.id, Minggu (2/1).
Untuk itu, investor diharapkan tetap cermat. Sebab, saham emiten yang fundamentalnya belum banyak berubah yaitu masih mengalami kerugian, kemungkinan bisa kembali mengendap ke zona gocap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News