kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbaikan data tenaga kerja AS turut menyokong penguatan kurs rupiah


Minggu, 06 Desember 2020 / 16:57 WIB
Perbaikan data tenaga kerja AS turut menyokong penguatan kurs rupiah
ILUSTRASI. Jumat (6/12), kurs spot rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar AS.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif pada pemulihan ekonomi Paman Sam. Pelaku pasar mulai percaya diri masuk ke aset berisiko sehingga kurs rupiah berpotensi menguat. 

Jumat (6/12), kurs spot rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan tipis rupiah 0,03% ke Rp 14.182 per dolar AS. 

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan data tenaga kerja AS yang membaik memberikan sentimen positif ke pasar. Jumat (4/12) malam, data average hourly earning periode November naik 0,3% secara bulanan, lebih tinggi daripada proyeksi di 0,1%.

Selain itu, data pengangguran AS juga hanya naik 6,7% lebih rendah dari proyeksi di 6,8%. Namun, data non farm employment change dirilis lebih rendah di 245.000 dari proyeksi di 480.000. 

Baca Juga: Menguat 40,59% di kuartal keempat, IDX BUMN20 diprediksi naik lagi tahun depan

Meski begitu, Ariston menilai data tenaga kerja AS yang cenderung membaik menunjukkan pemulihan ekonomi. Alhasil, pelaku pasar terdorong untuku masuk ke aset berisiko demi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengatakan perbaikan data tenaga kerja AS menciptakan sentimen positif baik aset berisiko seperti rupiah. "Meski di dalam negeri kasus Covid-19 masih terus meningkat, tetapi fokus pelaku pasar tertuju pada sentimen positif dari data AS, imbasnya rupiah menguat," kata Josua. 

Baca Juga: IHSG bepotensi menguat pada Senin (7/12)

Selain itu, sentimen positif juga datang dari perkembangan stimulus fiskal AS dan persetujuan penggunaan vaksin di Inggris. Josua mengatakan, kabar positif dari stimulus fiskal AS juga turut mendorong pelaku pasar masuk ke pasar obligasi dan menyokong rupiah. 

Ariston memproyeksikan Senin (7/12), rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 14.000 per dolar AS dengan potensi resistance di Rp 14.180 per dolar AS. Kompak, Josua mengatakan pemulihan ekonomi yang ditunjukkan dari data AS yang membaik berpotensi bawa rupiah menguat di rentang Rp 14.040 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS.  

Baca Juga: Survei DRI: Indeks keyakinan konsumen naik pada bulan November 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×