Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung di China pada hari ini sampai dengan besok waktu setempat sepertinya akan menjadi perhatian pasar kali ini. Perdagangan valuta asing EUR/USD terpantau masih koreksi, padahal tidak ada rilis data ekonomi dari zona Eropa hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (9/5) pukul 16.32 WIB pasangan mata uang EUR/USD melemah tipis 0,02% di level 1,1190. Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf menilai pasar cenderung memilih dollar AS sebagai aset safe haven sebagai antisipasi menunggu hasil pertemuan AS-China.
Kedua negara Adidaya tersebut dalam pertemuannya mengagendakan diskusi terkait tarif impor atas barang China. Presiden AS, Donald Trump beberapa hari lalu mengimbau AS akan segera meningkatkan tarif impor negeri Panda sebesar 25% dari rencana awal 10%. Di mana saat ini tarif tersebut sebesar US$ 200 miliar.
Masalah negosiasi tarif dagang sebetulnya sudah menjadi bumbu dalam perang dagang AS-China sejak dimulai tahun lalu. Beberapa kali pun keduanya juga berusaha mencapai kesepakatan, namun terus molor. “Ketidakpastian perang dagang yang terus berlanjut membuat dollar AS lebih dipilih ketimbang euro,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (9/5).
Secara fundamental ekonomi, AS nampaknya lebih unggul daripada zona Eropa. Meski inflasi AS turun, Gubernur The Fed sempat menyatakan bahwa itu hanya bersifat sementara. Kata Alwi artinya potensi The Fed menaikkan suku bunga masih terbuka bisa di akhir tahun atau awal tahun. Apalagi dengan skenario perang dagang AS-China usai di tahun ini.
Di sisi lain, sejak kuartal-I European Central Bank (ECB) sudah bernada dovish yang membuat proyeksi pertumbuhan zona Eropa melamban. Di mana tidak akan menaikkan suku bunga acuannya tahun ini sampai tahun, bahkan ada kecenderungan untuk memangkas di tengah bayang-bayang inflasi yang rendah.
Tetapi untuk data ekonomi bulanan zona Eropa masih tergolong positif, misalnya tadi malam data Industrial Production bulan April berada di level 0,5%. Angka ini di atas ekspektasi pasar di level negatif 0,5% dan pencapaian bulan lalu di level negatif 0,4%.
Nanti malam AS akan merilis data ekonomi Producer Price Index (PPI) bulanan yang diproyeksikan di level 0,2%. Jika benar tercapai, maka PPI AS tergolong rendah dibanding periode sebelumnya di level 0,6%. Kata Alwi, ini bisa saja membuat dollar AS melemah di pekan ini, tetapi dalam jangka menengah dollar AS masih dianggap lebih safe haven daripada euro.
Tak Hanya itu, nanti malam Powel akan berpidato terkait ekonomi AS. Alwi menilai sepertinya Powel tidak bakal mengeluarkan sesuatu hal yang baru, sehingga pasar tidak terlalu bereaksi. Sebab rumor yang beredar kalau The Fed akan memangkas suku bunga di tengah inflasi rendah, ditepis oleh Powel yang katanya inflasi hanya bersifat sementara.
Alasannya tidak semua data ekonomi AS buruk, kata Alwi bahkan data ekonomi AS secara keseluruhan masih bagus seperti data non-farm payrolls dan pengangguran.
Alwi mengamati secara teknikal EUR/USD berada dalam pola konsolidasi tren turun yang membentuk pola tren lanjut melemah di mana indikator relative strength index (RSI) berada di level 50 yang mengindikasikan dominan sell. Selanjutnya stochastic bergerak flat di level 41 yang mana berpeluang turun.
Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) masih terlihat negatif berada di bawah garis, yang belum ada sinyal berbalik arah. Sementara tren jangka menengah lewat moving average (MA) 50 berada di bawah garis mengindikasikan harga turun. Tetapi MA10 untuk indikasi tren jangka pendek menunjukkan potensi peluang untuk bullish.
Ia menegaskan secara keseluruhan EUR/USD masih bergerak turun, makanya ia merekomendasikan sell on strength. Adapun pada perdagangan selanjutnya, Alwi meramal pasangan mata uang EUR/USD bakal berada di level support 1,1164, 1,1140, dan 1,1110. Sementara level resistance antara 1,1226, 1,1264. dan 1,1300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News