Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rabu (5/2) saham BBCA (Bank Central Asia Tbk) ditutup menghijau. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham BBCA persis di harga penutupan Rp 33.650 per saham.
Dibandingkan dengan penutupan Selasa (5/2), harga saham BBCA naik 1,97% dari Rp 33.000. Saham BBCA dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 33.900 per saham.
Mencatatkan harga tertinggi Rp 33.900 dan harga terendah Rp 33.250, saham BBCA ditutup naik Rp 650 per saham dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga bid Rp 33.575 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 33.650 per saham.
Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (29 Januari 2020), harga saham BBCA hari sebetulnya masih minus 0,81 % dibanding harga saat itu (Rp 33.925). Namun, jika kita hitung sejak 30 hari yang lalu (05 Januari 2020), harga saham emiten ini sudah naik 0,60%, dari semula (Rp 33.450).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBCA mencapai Rp 823,80 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 246.005 lot.
Bursa juga mencatat bahwa BCA menjadi saham dengan nilai pebelian bersih (net buy) investor asing terbesar. Bayangkan, dari total nilai net buy asing ekmarin senilai Rp 557,61 miliar, Rp 506,86 miliar di antaranya tertuju kepada saham BBCA.
- Simak rekomendasi teknikal HMSP, TLKM dan PWON untuk hari ini
- Sejumlah ekonom prediksi pertumbuhan ekonomi 2019 tak capai target pemerintah
- Pendapatan fee Bank BUMN dari transaksi e-Channel kian menggemuk
Tentu saja kenaikan harga saham BBCA secara otomatis menaikkan angka rasio harga terhadap laba berish per saham (PER).
Dengan laba bersih per saham alias earning per share (EPS) Rp 1.131, maka PER saham BBCA mencapai 29,75 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 4,94 kali.
Pada 30 Januari 2020 lalu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) resmi menyuntik modal PT Bank Royal Indonesia Rp 1 triliun.
Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto dalam pengumumannya di Bursa Efek Indonesia, Senin (3/2) menyatakan suntikan modal Rp 1 triliun digelontorkan perseroan agar Bank Royal bisa naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2.
“Sesuai dengan RBB (rncana bisnis bank) Bank Royal akan menyesuaikan model bisnis untuk fokus kepada layanan perbankan digital. Secara ketentuan Bank Royal butuh tambahan modal untuk menjadi BUKU 2 yang dapat menyediakan layanan elektronik,” katanya.
Aksi penambahan modal ini dilakukan BCA dengan mengeksekusi penerbitan 10 juta saham baru Bank Royal. Adapun dengan tambahan Rp 1 triliun, maka modal Bank Royal kini tercatat menjadi Rp 1,28 triliun.
Sementara pada 30 Desember 2019 lalu Bank Royal juga telah menggelar RUPSLB untuk meningkatkan modal dasarnya dari Rp 748,80 miliar menjadi Rp 3 triliun.
Artinya ke depan, BCA bakal kembali menggelar aksi penambahan modal sekitar Rp 1,62 triliun untuk memenuhi nilai modal dasar anyar Bank Royal.
- Simak rekomendasi teknikal HMSP, TLKM dan PWON untuk hari ini
- Sejumlah ekonom prediksi pertumbuhan ekonomi 2019 tak capai target pemerintah
- Pendapatan fee Bank BUMN dari transaksi e-Channel kian menggemuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News