Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Ia menambahkan, pelemahan ekspor dapat menjadi sentimen negatif bagi emiten yang memiliki porsi ekspor tinggi, khususnya ke pasar China. Oleh karena itu, emiten perlu mulai mengincar pasar ekspor alternatif di luar China.
Meski demikian, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail, tetap optimistis terhadap kinerja ekspor perusahaan pada 2025.
Menurutnya, permintaan batubara dari negara seperti China masih tinggi, sehingga PTBA tetap memiliki peluang untuk memasok pasar tersebut.
Pada 2024, volume penjualan batubara PTBA tumbuh 16% secara tahunan menjadi 42,89 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 20,26 juta ton berasal dari ekspor, meningkat 16% yoy. Negara tujuan utama ekspor PTBA meliputi China, India, dan Vietnam.
Baca Juga: Ekspor Batubara RI Menyusut, Emiten Produsen Batubara Patut Waspada
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa harga batubara sulit kembali ke level tinggi seperti saat pandemi Covid-19. Meningkatnya kesadaran terhadap transisi energi turut memengaruhi permintaan batubara global.
Melihat kondisi pasar yang masih penuh tantangan, Praska menyarankan investor untuk bersikap wait and see terhadap saham-saham emiten batubara hingga munculnya momentum atau sentimen positif di pasar global.
Selanjutnya: Semarang Hujan Pukul 2 Siang, Ini Prakiraan Cuaca Besok (26/4) di Jawa Tengah
Menarik Dibaca: Semarang Hujan Pukul 2 Siang, Ini Prakiraan Cuaca Besok (26/4) di Jawa Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News