kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentingnya bagi orang tua mengajari manajemen keuangan ke anak sejak dini


Senin, 23 November 2020 / 17:50 WIB
Pentingnya bagi orang tua mengajari manajemen keuangan ke anak sejak dini
ILUSTRASI. Dari survei, 95% orang tua setuju bahwa penting untuk mengajari anak-anak cara menggunakan dan mengelola uang.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Dari survei tersebut, ditemukan juga bahwa 37% dari responden meyakini bahwa anak-anak memang sebaiknya sudah belajar mengenai penggunaan uang ketika mereka masih di bawah enam tahun. Dr. Mansur Khamitov, seorang professor of Marketing and Consumer Behaviour Nanyang Business School mengatakan, salah satu yang menghambat orang tua mengajarkan soal manajemen keuangan ke anaknya adalah anggapan bahwa masalah keuangan adalah urusan orang tua, dan anak tidak perlu tahu-menahu

“Oleh sebab itu, kunci memperbaiki keadaan tersebut adalah dengan menormalisasi pembicaraan soal keuangan bersama anak. Sebaiknya, memang dilakukan sejak sedini mungkin agar anak pun menjadi lebih terbiasa,” ujar Mansur dalam kesempatan yang sama.

Menurut Mansur, untuk mengenalkan dunia keuangan kepada anak, bisa dimulai dengan sebuah konsep permainan dan melibatkan anak terlibat langsung. Kuncinya adalah interaktif dan membuat sang anak terbiasa belajar sembari mempraktikkan langsung. Permasalahan saat ini adalah, para orang tua justru tidak pernah melibatkan sang anak.

Roshni Mahtani, Chief Executive Officer theAsianparent, juga sepakat dengan hal tersebut. Baginya, anak-anak memang sebaiknya dibiasakan untuk berlatih memegang uang dan mengenalnya sendiri. Di satu sisi para orang tua juga harus terbuka dan sering membicarakan masalah keuangan di depan anaknya.

Baca Juga: Investasi Deposito sebagai Kebiasaan Baru pada Era Normal Baru

“Contohnya, ketika anak mendapatkan THR, para orang tua bisa menjelaskan uang ini berasal dari mana, bisa digunakan untuk apa, cara menggunakannya bagaimana. Penerapannya bisa berupa, uang 10.000 bisa digunakan beli satu es krim tapi langsung habis, atau beli permen 5.000 saja sehingga di kemudian hari si anak bisa beli permen lagi,” jelas Roshni.

Dengan demikian, menurutnya anak akan paham seperti apa uang bekerja, belajar menentukan pilihan secara langsung. Pada akhirnya, bagi Roshni learning by doing merupakan kunci utama untuk mengenalkan pengelolaan uang kepada anak. Konsepnya pun diajarkan secara bertahap, dari yang merupakan konsep dasar, hingga manajemen yang lebih rumit.

Mansur menambahkan, lewat edukasi online yang bisa dijadikan rujukan orang tua, bertukar pandangan dengan orang tua lain, hingga keberadaan komunitas seperti theAsianparent ke depannya bisa membantu dan memudahkan orang tua mengajari anak-anak mereka tentang cara menggunakan dan mengelola uang.

Baca Juga: Sukuk ritel menjadi pilihan investasi syariah aman nan menguntungkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×