kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan unit perkantoran naik, emiten lebih bergantung pada pendapatan sewa kantor


Jumat, 11 Oktober 2019 / 19:42 WIB
 Penjualan unit perkantoran naik, emiten lebih bergantung pada pendapatan sewa kantor
ILUSTRASI. Beberapa emiten properti mencatat peningkatan penjualan dan penyewaan perkantoran. KONTAN/Baihaki/1/10/2019


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten properti mencatat peningkatan penjualan dan penyewaan perkantoran. Tapi, pasar segmen perkantoran diprediksi masih akan kelebihan pasokan.

Misalkan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang memiliki pendapatan sebanyak 42,28% berasal dari bisnis perkantoran. Pada semester I-2019 PWON membukukan hasil dari penjualan perkantoran sebesar Rp 1,48 triliun. Jumlah tersebut naik 32,14% bila dibandingkan posisi semester I-2018 (yoy) yang tercatat sebesar Rp 1,12 triliun. 

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga mencatatkan kenaikan penjualan perkantoran sebanyak 6,08% yoy. Pada semester I-2019 CTRA berhasil menjual unit perkantoran senilai Rp 216,93 miliar, naik dari semester I-2018 yang sebesar Rp 204,49 miliar.

Baca Juga: Marketing Sales Ciputra Development (CTRA) Sudah Mencapai 80% dari Target Tahun Ini premium

Sementara itu pendapatan dari sewa kantor naik signifikan mencapai 31,31% yoy dari Rp 70,13 miliar di semester I-2018 menjadi Rp 92,09 miliar di semester I-2019. Apabila dijumlahkan, pendapatan dari bisnis perkantoran tersebut menyumbang 9,82% dari total pendapatan Rp 3,14 triliun.

Direktur CTRA Tulus Santoso mengungkapkan saat ini pendapatan berulang (recurring income) dari sewa unit perkantoran terlihat lebih menjanjikan. Apalagi dengan adanya pasokan baru dari proyek Ciputra, yaitu Tokopedia Care di Jakarta Barat yang pendapatannya sudah tercatat di laporan keuangan paruh pertama lalu.

Tulus juga mempertegas bahwa kondisi pasar untuk segmen perkantoran saat ini masih oversupply hingga dua tahun kedepan. Untuk itu, CTRA masih belum akan membangun gedung perkantoran lagi. "Mungkin dua sampai tiga tahun lagi," kata Tulus. 

Baca Juga: Pasar properti Singapura ramai diserbu warga China

Di sisi lain, CTRA juga tengah bersiap dengan adanya landbank yang cukup luas di calon ibu kota baru Kalimantan Timur. CTRA akan melakukan revitalisasi atas landbank mereka, dengan potensi pendapatan mencapai Rp 50 miliar. "Targetnya tidak terlalu besar, sih, untuk ukuran CTRA," imbuh dia.

Selain CTRA, terdapat emiten lain yang menggantungkan pendapatannya dari recurring income sewa perkantoran. PT Capri Nusa Properti Tbk (CPRI) dalam laporan keuangannya di semester I-2019 juga mencatatkan pendapatan hanya berasal dari persewaan perkantoran. Adapun jumlahnya tercatat sebesar Rp 1,28 triliun, meningkat 47,12% yoy dari Rp 870,22 miliar. 

Sama halnya dengan CPRI, dari bisnis perkantorannya, PT Intiland Development Tbk (DILD) bergantung pada recurring income. DILD membukukan pendapatan dari sewa kantor sebesar Rp 111,49 miliar setara dengan 8,28% dari total pendapatan DILD yang tercatat Rp 1,34 triliun. Pendapatan dari sewa kantor di semester I-2019 tersebut meningkat 5,37% yoy dari perolehan semester I-2018 yang tercatat Rp 105,8 miliar.

Baca Juga: Intiland (DILD) segera selesaikan pengembangan The Rosebay di Surabaya

Dari capaian tersebut, DILD melihat kondisi pasar saat ini masih stagnan. Oleh karena itu, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD Archied Noto Pradono mengatakan belum akan menambah proyek perkantoran. Dia masih menunggu kondisi pasar untuk segmen perkantoran pulih. "Itu sangat bergantung juga pada pertumbuhan ekonomi kita," imbuh dia. 

Saat ini, prospek yang masih dirasa bagus oleh DILD adalah penjualan bangunan horizontal dan vertikal. Meski perolehan pendapatan pra penjualan (marketing sales) mereka per semester I-2019 masih 30% dari target, Archied optimistis proyek yang sedang berjalan bisa memenuhi target. 

DILD tengah fokus pada kluster baru di Serenia Hills, Graha Natura, Telaga Bestari. Intiland juga fokus pada penjualan unit yang sudah tersedia di 1Park Avenue, The Regatta Jakarta, Praxis Intiland Surabaya, dan Spazio Tower Surabaya, serta penyelesaian proyek SQ Residence yang saat ini sudah hampir 50%. 

Bangunan high-rise juga dianggap cukup berpotensi dengan adanya fasilitas MRT terutama di SQ Residence, 1Park Avenue, 57 Prom dan Intiland Tower. Asal tahu saja, penjualan high-rise menyumbang nilai tertinggi pada pendapatan DILD yakni sekitar 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×