Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) diperkirakan membaik pada semester II tahun ini.
Stevanus Juanda Analis UOB Kay Hian dalam riset 22 Juli 2020 mengatakan, rata-rata penjualan tiap gerai alias same store sales growth (SSSG) LPPF akan membaik seiring dengan pembukaan mal yang dilakukan di semester II tahun ini. Meski begitu, UOB berharap Matahari Departement Store (LPPF) mengurangi luas gerai penjualan sebesar 48.000 meter persegi di tahun 2021.
Baca Juga: Emiten ritel ini perkuat penjualan online demi bertahan dari tekanan pandemi corona
Stevanus berharap LPPF tidak menambahkan gerai baru di tahun 2021. Sejatinya, LPPF sudah mengontrol pengeluaran secara drastis seperti biaya promosi, pemotongan gaji, dan perampingan organisasi. "Kami memperkirakan laba bersih turun 91,5% pada tahun 2020, dan kemudian pulih sebesar 316,1% pada tahun 2021 menjadi Rp 482 miliar tapi memang lebih rendah dari sebelum krisis," kata Stevanus.
UOB melihat SSSG LPPF terjun paling dalam pada bulan-bulan akhir kuartal II tahun ini karena mal ditutup di tengah wabah Covid-19. "Pemeriksaan penjualan bulanan para peritel yang beroperasi di pasar yang sama dengan LPPF, kami mencatat SSSG mulai membaik pada 20 Juni," kata Stevanus.
Oleh karena itu, UOB berharap SSSG LPPF akan meningkat mulai dari semester II tahun ini hingga tahun 2021. "Dalam model yang kami dibuat, kami telah memasukkan SSSG turun 20% pada tahun 2020 dan akan pulih pada tahun 2021 yakni naik 10% SSSG pada tahun 2021," terang Stevanus.
Baca Juga: Bertahan di tengah pandemi corona, emiten ritel perkuat penjualan online
Matahari Departement Store (LPPF) akan menutup 48.000 meter persegi dan tidak akan ekspansi gerai baru pada 2021. LPPF menargetkan akan menutup delapan toko skala besar yang tidak menguntungkan dan toko spesialisasinya pada tahun 2020.
Matahari Departement Store (LPPF) memperkirakan pada tahun ini akan memiliki 140-150 toko jauh lebih sedikit dibanding 169 toko di 19 Desember. Pada 20 Mei, LPPF menutup lima toko berskala besar atau 45% dari toko yang tidak menguntungkan dan 17 toko khusus.
Pada tahun 2021, UOB memperkirakan LPPF akan fokus pada profitabilitas toko yang ada daripada ekspansi. Perusahaan ini akan lebih berupaya mengendalikan biaya operasional yang lebih disiplin pada tahun 2020 dan 2021. LPPF sedang memulai langkah-langkah drastis mengurangi biaya operasional.
"Kami sedang bernegosiasi dengan tuan tanah yang menyewakan konsesi, dan menyusun sewa berdasarkan penjualan," terang Stevanus. Pegawai LPPF juga setuju untuk mendapaat pengurangan gaji 20%-50%. Dimana manajemen senior mendapat potongan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Indo Premier sarankan netral saham emiten ritel karena masih sepi pengunjung
Kondisi ini mengurangi biaya pemasaran menjadi nol di kuartal II tahun ini dengan cara pemasaran di masa depan akan lebih dikelola. LPPF mengurangi divisi perdagangan dari enam divisi menjadi empat, dan divisi geografis dari enam menjadi lima.
Hingga kuartal I tahun ini, LPPF membukukan kerugian sebesar Rp 94 miliar. "Kami telah memutuskan untuk mengurangi proyeksi pendapatan LPPF di tahun 2020," kata Stevanus.
Pada tahun ini, Stevanus memperkirakan, laba bersih LPPF pada tahun ini turun 91,5% dari Rp 1,367 miliar pada 2019 menjadi Rp 115,6 miliar pada 2020. Harapan ada pemulihan pada semester II pada tahun ini dan tahun 2021. "Kami memperkirakan laba 2021 menjadi Rp 481,5 miliar atau naik naik 316,4% yoy," kata dia.
Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) catat kerugian Rp 93,95 miliar sepanjang kuartal I
Karena itu, UOB masih menyarankan beli saham LPPF dengan target harga Rp 1.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News