Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Pada tahun 2021, UOB memperkirakan LPPF akan fokus pada profitabilitas toko yang ada daripada ekspansi. Perusahaan ini akan lebih berupaya mengendalikan biaya operasional yang lebih disiplin pada tahun 2020 dan 2021. LPPF sedang memulai langkah-langkah drastis mengurangi biaya operasional.
"Kami sedang bernegosiasi dengan tuan tanah yang menyewakan konsesi, dan menyusun sewa berdasarkan penjualan," terang Stevanus. Pegawai LPPF juga setuju untuk mendapaat pengurangan gaji 20%-50%. Dimana manajemen senior mendapat potongan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Indo Premier sarankan netral saham emiten ritel karena masih sepi pengunjung
Kondisi ini mengurangi biaya pemasaran menjadi nol di kuartal II tahun ini dengan cara pemasaran di masa depan akan lebih dikelola. LPPF mengurangi divisi perdagangan dari enam divisi menjadi empat, dan divisi geografis dari enam menjadi lima.
Hingga kuartal I tahun ini, LPPF membukukan kerugian sebesar Rp 94 miliar. "Kami telah memutuskan untuk mengurangi proyeksi pendapatan LPPF di tahun 2020," kata Stevanus.
Pada tahun ini, Stevanus memperkirakan, laba bersih LPPF pada tahun ini turun 91,5% dari Rp 1,367 miliar pada 2019 menjadi Rp 115,6 miliar pada 2020. Harapan ada pemulihan pada semester II pada tahun ini dan tahun 2021. "Kami memperkirakan laba 2021 menjadi Rp 481,5 miliar atau naik naik 316,4% yoy," kata dia.
Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) catat kerugian Rp 93,95 miliar sepanjang kuartal I
Karena itu, UOB masih menyarankan beli saham LPPF dengan target harga Rp 1.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News