CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.923   -33,00   -0,21%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Penjualan semen mulai bergairah, berikut rekomendasi analis


Jumat, 29 November 2019 / 18:21 WIB
Penjualan semen mulai bergairah, berikut rekomendasi analis
ILUSTRASI. Seorang karyawan melakukan pengecekan produksi usai peresmian pabrik mortal adukan semen instan kelima milik PT Cipta Mortar Utama di kawasan industri Wijayakusuma, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/7/2019).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Semen Indonesia mengindikasikan volume penjualan semen di Indonesia tahun ini mencapai 7,3 juta ton. Penjualan semen tersebut lebih tinggi dari Oktober 2018 yang sebesar 7,2 juta ton.

Salah satu emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat volume penjualan semen sebesar 1,85 juta ton pada Oktober 2019.

Baca Juga: Penjualan semen Solusi Bangun Indonesia (SMCB) tumbuh 2% sampai Oktober 2019

Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa, Antonius Marcos, mengatakan, volume penjualan pada Oktober ini 3% lebih tinggi ketimbang pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara apabila ditotal dari Januari hingga Oktober 2019, INTP berhasil menorehkan volume penjualan sebesar 14,6 juta ton. “Pencapaian penjualan pada Oktober merupakan yang terbaik,” katanya pada Kontan, Selasa (26/11).

Sampai tutup tahun ini, Indocement Tunggal Prakarsa berharap bisa mencapai target volume penjualan setidaknya sama dengan pencapaian tahun lalu. Pada 2018 perseroan menorehkan volume penjualan sebanyak 19,17 juta ton.

“Kami berharap bisa mencapai target di tengah konsumsi semen nasional yang sampai saat ini masih minus 2%,” tambahnya.

Selain mendistribusikan semen ke pasar domestik, Indocement Tunggal Prakarsa juga menjual semen ke pasar ekspor. Memang saat ini porsinya tidak banyak, hanya 2% hingga 3% dari total penjualan perusahaan.

Baca Juga: Antisipasi perubahan iklim, Prancis minta bank & asuransi pangkas eksposur batubara

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) juga berhasil menjual semen sebanyak 10,1 juta ton sampai Oktober 2019. Nilai ini tumbuh tipis 2% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur SMCB, Agung Wiharto memprediksi, volume penjualan semen sampai tutup tahun ini bakal mencapai 12 juta ton. “Target kami moderat, untuk tahun depan semoga bisa tumbuh 5% dari pencapaian tahun ini,”ujarnya pada Kontan Jumat (29/11).

Ia mengaku penjualan semen pada semester kedua lebih baik ketimbang semester awal. Apabila melihat laporan keuangan kuartal III 2019, Solusi Bangun Indonesia berhasil menorehkan laba bersih sebesar Rp 134,12 miliar.

Baca Juga: Indocement (INTP) mencatat volume penjualan 14,6 juta ton hingga Oktober 2019

Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya SMCB masih menanggung rugi sebesar Rp 630 miliar.

Dari sisi pendapatan SMCB mencatat kenaikan 2,2% menjadi Rp 7,74 triliun pada kuartal III 2019. Saat ini perusahaan tengah fokus untuk menjalankan efisiensi.

Selain menjajakkan produk ke dalam negeri, SMCB juga menjual semen ke pasar ekspor. Saat ini porsi penjualan ekspor masih di angka 8 hingga 10% dari total penjualan perusahaan. Adapun pasar ekspor SMCB seperti Australia, Timur Leste, dan Bangladesh.

Baca Juga: Dibanderol Rp 7,4 juta, Apple Watch series 5 resmi masuk Indonesia 6 Desember

Sementara itu, penjualan semen PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) sampai Oktober 2019 masih turun tipis 2,91%. VP Corporate Secretary Semen Baturaja, Basthony Santri, mengatakan, sampai Oktober 2019 SMBR sudah menjual sebesar 1,69 juta ton.

Dalam catatan Kontan, pada tahun ini Semen Baturaja membidik akumulasi volume penjualan 2019 mencapai 2,3 juta ton.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana berpandangan prospek emiten-emiten semen saat ini masih dibayang-bayangi oleh keadaan oversupply produksi semen dan rendahnya tingkat pertumbuhan permintaan semen dalam negeri.

“Hal ini dikarenakan pembangunan infrastruktur yang terbilang tidak seagresif periode sebelumnya,” tuturnya, Selasa (26/11).

Baca Juga: Didesak barang impor, penjualan POLY turun di kuartal-III tahun ini

Meskipun begitu, para emiten semen bisa meningkatkan penjualan dengan ekspor ke luar negeri. Lebih lanjut ia memperkirakan pertumbuhan emiten semen bakal cenderung stagnan.

Sementara untuk sentimen positif bagi emiten semen yaitu adanya pembangunan infrastruktur, terlebih dengan adanya pemindahan ibukota ke Kalimantan Timur.

Baca Juga: Sinergi Inti Plastindo (ESIP) yakin pendapatan tahun ini bisa tumbuh 50%

Ia merekomendasikan investor untuk hold pada saham SMGR dan INTP dengan masing-masing target harga SMGR pada harga Rp 12.900 per saham dan INTP dengan target harga Rp 20.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×