Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bulan Ramadhan menjadi berkah bagi emiten konsumer. Begitu juga dengan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang mengalami kenaikan penjualan menjelang hari raya Idul Fitri. Di bulan puasa ini, penjualan KLBF lebih tinggi sekitar 5% sampai 7% ketimbang bulan lain. "Bulan puasa bulan yang baik. Penjualan lebih baik dibanding bulan sebelumnya," ucap Direktur Keuangan KLBF Vidjongtius, Selasa, (7/7) malam.
Vidjongtius pun berharap kinerja KLBF di kuartal kedua lebih baik dibanding perkiraan awal. Dengan tren yang cukup positif, ia optimis penjualan KLBF membaik di kuartal ketiga dan keempat.
Ia menyadari bahwa kondisi makroekonomi 2015 cukup menantang. Lalu sebagai dampak perlambatan ekonomi, daya beli masyarakat pun turut terpengaruh. Meski begitu, ia masih yakin adanya program pemerintah yang mampu mendongkrak daya beli.
Lebih lanjut, fluktuasi nilai tukar rupiah pun turut membebani kinerja perseroan. Vidjongtius menyebut bahwa setiap rupiah melemah 10%, biaya produksi kesehatannya meningkat 3,5%. Dengan kondisi nilai tukar rupiah saat ini, ia bilang biaya produksinya telah tertekan sekitar 3%.
Sampai akhir tahun, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 7% sampai 9%. Ini berarti, KLBF memperkirakan raihan pendapatan Rp 18,57 triliun hingga Rp 18,92 triliun.
KLBF berusaha menggenjot penjualannya dengan meningkatkan volume, pasar, teritori, dan produk baru. Vidjongtius memaparkan bahwa untuk divisi kesehatan, KLBF akan menambah 5-10 obat generik. Kemudian untuk obat onkologi, KLBF menambah 3-5 obat kanker baru. Lalu di divisi nutrisi, KLBF memiliki satu prosuk baru. Menurut dia, produk baru ini mampu berkontribusi sekitar 1% sampai 2% tehadap kenaikan penjualan KLBF.
Tak hanya itu, KLBF pun mengembangkan divisi distribusi guna meningkatkan cakupan wilayah sebaran produknya. Setiap tahun, KLBF melakukan penambahan 1-2 cabang distribusi baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News